Selasa, 16 Agustus 2011

Indonesia



 
Sejarah Nama Indonesia. Kata Indonesia telah dijadikan identitas nasional yang dapat mempersatukan seluruh pergerakan bangsa di dalam menentang kekuasaan pemerintah kolonial Belanda di wilayah Indonesia.
Kata Indonesia juga telah menjadi perekat dan lambang perjuangan bangsa Indonesia.

Republik Indonesia
Perjuangan dan pergerakan bangsa Indonesia tidak lagi terbatas pada daerahnya masing-masing, tetapi untuk menegakkan Indonesia. Dengan demikian, kata Indonesia menjadi sangat penting bagi bangsa Indonesia. Dengan demikian, kata Indonesia menjadi sangat penting bagi bangsa Indonesia, karena telah dapat mempersatukan seluruh perjuangan dan pergerakan dari bangsa Indonesia sendiri.
Tidak lagi terdapat perjuangan dan pergerakan bangsa jawa, bangsa makassar, bangsa sumatera, bangsa kalimantan dan sebagainya, tetapi semua merupakan gerakan dan perjuangan seluruh bangsa Indonesia.
Sejak kapan istilah Indonesia dipergunakan? siapa yang pertama kali mepergunakan istilah Indonesia?. Untuk memperoleh jawabannya, hendaknya kita telusuri lebih jauh kagi tentang sejarahnya.
Ada beberapa tokoh yang mempergunakan istilah Indonesia dalam tulisan-tulisannya, tokoh-tokoh tersebut antara lain:
J.R Logan
Dia adalah salah seorang pegawai pemerintah Inggris di Penang (malaysia sekarang). Logan menyebutkan istilah Indonesia didalam suatu tulisan pada majalah yang dipimpinnya. Ia mempergunakan nama Indonesia untuk meyebut kepulauan dan penduduk nusantara. Ia menulis istilah itu pada tahun 1850. Artikel yang ditulis oleh JR logan tentang Indonesia, karena Indonesia memiliki potensi yang besar bagi Inggris, yaitu penduduk yang cukup banyak dan dapat dijadikan sasaran didalam perdagangan hasil-hasil industrinya. Juga wilayahnya sangat potensial untuk mendapatkan bahan mentah untuk keperluan produksi industri Inggris.
Earl G. Windsor
Pada tahun 1850 didalam media milik JR Logan, ia menyebutkan kata Indonesia bagi penduduk Nusantara. Dalam tulisannya, Earl G. Windsor menyatakan bahwa penduduk Nusantara memiliki potensi yang sangat besar di dalam perdagangan hasil Industrinya, karena pada masa itu jumlah penduduk Indonesia merupakan yang terbesar di Asia Tenggara.
Adapun tokoh-tokoh lainnya yang memepopularkan istilah Indonesia didunia Internasional antara lain Adolf Bastian (1884), Van Volenhoven, Snouck Hurgronje, Kern dan lain-lain.
Disamping tokoh-tokoh itu yang pertama kali mempopulerkan istilah Indonesia, juga adalah tokoh bangsa Indonesia sendiri pada masa pergerakan, seperti tokoh-tpkoh dari perhimpunan Indonesia di negeri belanda. Dalam rapat umum yang dilaksanakan pada bulan januari 1924, Perhimpunan Indonesia yang semula bernama Indische vereeniging kemudian berganti menjadi Indonesische Vereeniging. Dengan nama Indonesia berarti telah menunjukkan sikap lebih kuat sebagai orang Indonesia dan bukan sebagai orang Hindia Belanda.
Perhimpunan Indonesua berdiri di negeri Belanda, juga mempunyai majalah sebagai alat komunikasi dan alat perjuangan. nama majalahnya adalah Hindia Putra, kemudian berganti nama menjadi Indonesia merdeka. Kata merdeka itu mengandung ungkapan tentang tujuan dan usaha keras bangsa Indonesia untuk mencapainya. Indonesia merdeka selalu menjadi semboyang perjuangannya. Merdeka adalah cita-cita umat manusia, yang setiap bangsa memiliki keinginan kuat untuk hidup bebas dan merdeka.
Gagasan tentang kemerdekaan merupakan cita-cita umat manusia dan bukan hanya ide dari barat saja. Seluruh bimi ini merupaka kuil kemerdekaan.
Dengan demikian, Indonesische Vereeniging atau Perhimpunan indonesia yang terus berjuang untuk memperkenalkan istilah Indonesia di mata dunia Internasional. Bahkan didalam menghadapi kongres-kongres Liga Anti Imperialisme di Eropa, selalu menggunakan nama Indonesia dalam organisasinya. dalam perkembangan selanjutnya kata Indonesia dikukuhkan menjadi identitas nasional melalui Sumpah pemuda tabggal 28 Oktober 1928.
Istilah Indonesia tercantum dalam isi Sumpah pemuda yaitu:
  1. Kami Putra-putri Indonesia mengaku bertanah tumpah darah satu tanah air Indonesia;
  2. Kami Putra-putri Indonesia mengaku berbangsa satu bangsa Indonesia;
  3. Kami Putra-putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan bahasa Indonesia.
Melalui Sumpah Pemuda itu, istilah Indonesia kemudian ditetapkan menjadi identitas nasional bangsa Indonesia. [ps]

Senin, 08 Agustus 2011

Kehidupan Umpama Roda



 

Kehidupan Umpama Roda
"Guru, saya pernah mendengar kisah seorang lelaki arif yang pergi jauh dengan berjalan kaki. Cuma yang aneh, setiap ada jalan menurun, lelaki arif konon agak murung. Tetapi kalau jalan sedang mendaki ia tersenyum. Hikmah apakah yang dapat saya petik dari kisah ini?"
"Itu perlambangan manusia yang telah matang dalam meresapi asam garam kehidupan. Itu perlu kita jadikan cermin. Ketika bernasib baik, sesekali perlu kita sadari bahawa satu ketika kita akan mengalami nasib buruk yang tidak kita harapkan. Dengan demikian kita tidak terlalu bergembira sampai lupa bersyukur kepada yang Maha Pencipta. Ketika nasib sedang buruk, kita memandang masa depan dengan tersenyum optimis. Optimis saja tidak cukup, kita harus mengimbangi optimisme itu dengan kerja keras."
"Apa alasan saya untuk optimis, sedang saya sadar nasib saya sedang jatuh dan berada dibawah."
"Alasannya ialah iman, karena kita yakin akan pertolongan yang Maha Kuasa."
"Hikmah selanjutnya?"
"Orang yang terkenal satu ketika mesti bersiap sedia untuk dilupakan, orang yang diatas harus siap mental untuk turun kebawah.
"Orang kaya satu ketika harus siap untuk miskin.
"Orang sehat mesti ingat akan sakit"
"Orang muda mesti bersiap untuk hari tua"
"Orang hidup mesti bersiap untuk mati"
Lantaran kita berasal dari tanah dan kembali menjadi tanah.... bukankah itu suatu putaran roda.
==========================================
Sumber artikel, dari buku:
Sudarmono, Dr.(2010). Mutiara Kalbu Sebening Embun Pagi, 1001 Kisah Sumber Inspirasi. Yogyakarta: Idea Press. Volume 3 . Hal. 869-870. ISBN 978-6028-686-402.

Jumat, 05 Agustus 2011

angan tak berujung





Mimpi mimpi yang telah di bangun , angan yang telah terukir , sirna dalam sekejap mata , tak menyisakan bekas yang berguna..
Harumnya duniawi , nikmatnya aroma fana , memasung jiwa dengan ikatan rantai fatamorgana..
Terbuai angin surga , tergoda kemilau harta , membius sukma dalam bayangan semu semata..
Terlena akan nafsu yang merajai dan bertahta di singgasana keangkuhan rasa , egoitisme berjubahkan malaikat , bermahkotakan permata dewa..


Fajar telah hilang , senja pun berlalu , hanya gelap menyelubungi pekatnya malam..
Dewi malam meratap bimbang , sekumpulan bintang menangis kencang , kabut pun selimuti alam..
Rembulan pucat melirik diam diam , galau bercampur resah , mengintip dari balik celah awan hitam..
Fenomena nuansa alam , bersenandungkan lagu kesedihan , menerikan tarian kematian..


Lengkingan suara suara sumbang , berteriak dari lembah lembah kegelapan..
Tembang kepiluaan , riuh terdengar , berbunyi nyaring dalam mengungkap tabir di sepertiga malam..
Terbukalah gerbang dosa , tersingkap sudah tirai kepalsuaan , yang dulu pernah ada dan tersimpan..
Hanya sesal yang kini tertinggal , dalam kelamnya bayangan masa yang silam..

Sabtu, 30 Juli 2011

Bulan Sya'ban

“Sesungguhnya Rajab adalah bulan Allah, Sya’ban adalah bulanku, dan Ramadhan adalah bulannya umatku. Siapa yang berpuasa satu hari di bulan Rajab, Allah akan memberinya surga dan dia akan dijauhkan dari kemarahan Allah, dan akan ditutup baginya pintu neraka.”

“Sesungguhnya Sya’ban adalah bulanku, siapa yang berpuasa sehari dalam bulan itu, maka surga baginya.”

 “Siapa yang berpuasa di bulan Sya’ban karena cinta pada Rasulullah dan taqarrub ilal-Lah (keinginan untuk mendekatkan diri kepada Allah), dan keinginan untuk mendekatkan diri pada kemuliaan bulan ini, pada hari akhir nanti, dia akan dikaruniai surga.”

Keutamaan Malam Nisfu Sya’ban
Dari A’isyah: “Suatu malam rasulullah salat, kemudian beliau bersujud panjang, sehingga aku menyangka bahwa Rasulullah telah diambil, karena curiga maka aku gerakkan telunjuk beliau dan ternyata masih bergerak. Setelah Rasulullah usai salat beliau berkata: “Hai A’isyah engkau tidak dapat bagian?”. Lalu aku menjawab: “Tidak ya Rasulullah, aku hanya berfikiran yang tidak-tidak (menyangka Rasulullah telah tiada) karena engkau bersujud begitu lama”. Lalu beliau bertanya: “Tahukah engkau, malam apa sekarang ini”. “Rasulullah yang lebih tahu”, jawabku. “Malam ini adalah malam nisfu Sya’ban, Allah mengawasi hambanya pada malam ini, maka Ia memaafkan mereka yang meminta ampunan, memberi kasih sayang mereka yang meminta kasih sayang dan menyingkirkan orang-orang yang dengki” (H.R. Baihaqi) Menurut perawinya hadis ini mursal (ada rawi yang tidak sambung ke Sahabat), namun cukup kuat.
Dalam hadis Ali, Rasulullah bersabda: “Malam nisfu Sya’ban, maka hidupkanlah dengan salat dan puasalah pada siang harinya, sesungguhnya Allah turun ke langit dunia pada malam itu, lalu Allah bersabda: “Orang yang meminta ampunan akan Aku ampuni, orang yang meminta rizqi akan Aku beri dia rizqi, orang-orang yang mendapatkan cobaan maka aku bebaskan, hingga fajar menyingsing.” (H.R. Ibnu Majah dengan sanad lemah).

Kapas

 



Putih bersih dan ga akan ada noda na kalo kita bukan kita yang buat. Tapi aku lebih senang melihat kapas putih itu tetap putih bersih sampai akhir nanti. Putih melambangkan sebuah kejujuran dan kejujuran itu buahnya sangatlah indah. Indah dan sungguh sangat indah...

Pertama bertemu sungguh sangat indah melihatnya tetapi setelah sekian lama akhirnya keindahan itu perlahan mengabur karena kebohongan dan topeng yang menyelimuti perlahan menampakkan wujud aslinya. Sungguh sangat tidak enak melihat pemandangan yang menyakitkan mata itu. Kapas putih dan bersih yang dulu telah berubah menjadi sebuah kapas yang kotor dan penuh dengan debu...

Rasanya sulit sekali tuk membersihkannya tetapi dalam hidup ini ga akan pernah ada yang ga mungkin kalo Allah sudah berkehendak. Kapas putih nan bersih itu bisa kembali lagi seperti semula asalkan ada sedikit saja orang yang mau membersihkannya dari semua kotoran dan debu yang hinggap di dirinya. Karena jati diri dan semua yang ada di kapas itu telah tertutup oleh segumpal debu yang menyelimutinya...

Andai kapas tersebut bisa kembali putih dan bersih...
Tenang hati ini melihat semuanya menjadi putih tanpa ada debu...
Layaknya kejujuran yang tak pernah ditutupi oleh sebuah kemunafikan dan pengkhianatan...

Kamis, 28 Juli 2011

sambut ramadhan


 

Harum Ramadhan mulai tercium ,kesejukannya mengetuk hati orang yang ingin merajut sejuta bahagia...Jika ada gores luka karena tingkah laku,ada ucapan berbunga dusta..Maka mohon untuk dimaafkan lahir dan bathin...Selamat menyambut bulan yang penuh rahmat,berkah dan ampunan..MARHABAN YAA RAMADHAN...!!!

Minggu, 24 Juli 2011

Mengapa Teriak?

 


Suatu hari sang guru bertanya kepada murid-muridnya;
"Mengapa ketika seseorang sedang dalam keadaan marah, ia akan berbicara dengan suara kuat atau berteriak?" Seorang murid setelah berpikir cukup lama mengangkat tangan dan menjawab; "Karena saat seperti itu ia telah kehilangan kesabaran, karena itu ia lalu berteriak."
"Tapi..." sang guru balik bertanya, "lawan bicaranya justru berada disampingnya. Mengapa harus berteriak? Apakah ia tak dapat berbicara secara halus?"
Hampir semua murid memberikan sejumlah alasan yang dikira benar menurut pertimbangan mereka. Namun tak satupun jawaban yang memuaskan.
Sang guru lalu berkata; "Ketika dua orang sedang berada dalam situasi kemarahan, jarak antara ke dua hati mereka menjadi amat jauh walau secara fisik mereka begitu dekat. Karena itu, untuk mencapai jarak yang demikian, mereka harus berteriak. Namun anehnya, semakin keras mereka berteriak, semakin pula mereka menjadi marah dan dengan sendirinya jarak hati yang ada di antara keduanya pun menjadi lebih jauh lagi. Karena itu mereka terpaksa berteriak lebih keras lagi."
Sang guru masih melanjutkan; "Sebaliknya, apa yang terjadi ketika dua orang saling jatuh cinta? Mereka tak hanya tidak berteriak, namun ketika mereka berbicara suara yang keluar dari mulut mereka begitu halus dan kecil. Sehalus apapun, keduanya bisa mendengarkannya dengan begitu jelas. Mengapa demikian?"
Sang guru bertanya sambil memperhatikan para muridnya. Mereka nampak berpikir amat dalam namun tak satupun berani memberikan jawaban
==========================================
Sumber artikel, dari buku:
Sudarmono, Dr.(2010). Mutiara Kalbu Sebening Embun Pagi, 1001 Kisah Sumber Inspirasi. Yogyakarta: Idea Press. Volume 3 . Hal. 792-793. ISBN 978-6028-686-402.