Minggu, 20 Juni 2010

Ketentuan



Andai hati ini boleh dilihat
Pasti ramai yang tidak sanggup melihat deritanya
Sarat dengan sengsara

Namun..
Terlindung disilau redha

Andai hati ini boleh berbicara
Pasti ia akan lontarkan cerita yang paling sedih
Bayangan suramnya jiwa

Namun..
Tersorok di tabir qonaah
Andai hati ini boleh berlagu
Pasti ia akan mengalunkan irama yang paling sendu
Luahan luhur dalam diri yang luluh

Namun..
Tersekat di tembok sabar
Andai hati ini boleh dilukis
Pasti ramai yang menitiskan air mata
Menyaksikan kesakitannya

Namun..
Terpasak di tunjang pasrah

Ya Robbi
Kami bukan para Anbiya
Yang imannya terus menebal
Kami juga bukan para Malaikat
Yang imannya tetap tak berganjak

Kami hamba-Mu yang dhaif
Yang imannya kadang-kala luas dan adakalanya sempit

Ya Rahman

Andai ini yang kau inginkan
Sebagai suratan perjalanan
Anugerahkan kami kejituan iman
Bentengi dengan kekuatan

Saluti diri dengan keikhlas Ya Rahim
Andai ini yang ditakdir
Pasrah terima ketentuan…

Minggu, 13 Juni 2010

cinta_MU



Sendiri di satu pagi memandang cerahnya hari dengan udara yang sejuk. Membuatku selalu berfikir, mengapa seindah ini dunia yang Engkkau ciptakan bagi kami. Membuatku selalu bertanya, apa yang Engkau harapkan ketika mencipta aku  dan semua keindahan ini. Satu hal yang sangat tidak kupahami tetapi menjadikanku dengan tulusnya menyatakan bahwa ternyata Engkau sangat mencintaiku.¨Suatu hal yang indah yang telah kuperoleh dari Mu. Tetapi apa balasku, aku bahkan lalai dengan apa yang Engkau tugaskan padaku. Lalai saja tidak cukup, bahkan aku melakukan hal hal yang Engkau larang melalui kitab dan rasul Mu. Sungguh apa yang bisa kukatakan mengenai semua ini, semua menjadi sebuah tuak yang menghinakan aku.¨Aku ingin hidup seribu tahun lamanya agar aku bisa memperbaiki semua kelakuanku selama ini. Tetapi apakah itu bisa menjamin bahwa diriku tidak akan kembali melakukan hal yang sama untuk kedua kalinya, untuk ketiga kalinya atau bahkan untuk kesekian kalinya. Sama sekali tidak menjamin, karena aku hanyalah seorang manusia tempatnya dosa dan kesalahan.¨Malu sekali diriku ketika melakukan kesalahan, kemudian bersimpuh di malam Mu tetapi keesokan harinya aku melakukan kesalahan yang sama. Teramat sangat malu diriku untuk kembali meminta maaf Mu, sehingga diriku menjadi salah satu manusia yang tergolong munafik. Aku selalu bilang aku sudah melakukan apa yang Engkau perintahkan tetapi aku sendiri tak tahu apa itu kulakukan karena cintaku kepada Mu atau hanya kulakukan sebagai kewajibanku saja. Sungguh hinanya diriku ya Rabb.¨Ya Rabb berilah aku sedikit kekuatan untuk menangkal godaan makhluk Mu yang selalu mengajakku ke dalam kebathilan. Bantulah aku agar bisa bersanding dengan umat umat Rasul Mu di surga yang telah Engkau sediakan untuk beliau. Tambahkanlah rasa cinta ku kepada Mu ya Rabb agar aku dapat selalu melakukan apa pun yang Engkau perintahkan kepadaku. Agar aku senantiasa beribadah karena kecintaanku kepada Mu

cinta_MU



Sendiri di satu pagi memandang cerahnya hari dengan udara yang sejuk. Membuatku selalu berfikir, mengapa seindah ini dunia yang Engkkau ciptakan bagi kami. Membuatku selalu bertanya, apa yang Engkau harapkan ketika mencipta aku  dan semua keindahan ini. Satu hal yang sangat tidak kupahami tetapi menjadikanku dengan tulusnya menyatakan bahwa ternyata Engkau sangat mencintaiku.¨Suatu hal yang indah yang telah kuperoleh dari Mu. Tetapi apa balasku, aku bahkan lalai dengan apa yang Engkau tugaskan padaku. Lalai saja tidak cukup, bahkan aku melakukan hal hal yang Engkau larang melalui kitab dan rasul Mu. Sungguh apa yang bisa kukatakan mengenai semua ini, semua menjadi sebuah tuak yang menghinakan aku.¨Aku ingin hidup seribu tahun lamanya agar aku bisa memperbaiki semua kelakuanku selama ini. Tetapi apakah itu bisa menjamin bahwa diriku tidak akan kembali melakukan hal yang sama untuk kedua kalinya, untuk ketiga kalinya atau bahkan untuk kesekian kalinya. Sama sekali tidak menjamin, karena aku hanyalah seorang manusia tempatnya dosa dan kesalahan.¨Malu sekali diriku ketika melakukan kesalahan, kemudian bersimpuh di malam Mu tetapi keesokan harinya aku melakukan kesalahan yang sama. Teramat sangat malu diriku untuk kembali meminta maaf Mu, sehingga diriku menjadi salah satu manusia yang tergolong munafik. Aku selalu bilang aku sudah melakukan apa yang Engkau perintahkan tetapi aku sendiri tak tahu apa itu kulakukan karena cintaku kepada Mu atau hanya kulakukan sebagai kewajibanku saja. Sungguh hinanya diriku ya Rabb.¨Ya Rabb berilah aku sedikit kekuatan untuk menangkal godaan makhluk Mu yang selalu mengajakku ke dalam kebathilan. Bantulah aku agar bisa bersanding dengan umat umat Rasul Mu di surga yang telah Engkau sediakan untuk beliau. Tambahkanlah rasa cinta ku kepada Mu ya Rabb agar aku dapat selalu melakukan apa pun yang Engkau perintahkan kepadaku. Agar aku senantiasa beribadah karena kecintaanku kepada Mu

Renungan



¨Aku menatap langit sore yang diselimuti awan putih. Terlihat beberapa ekor burung yang tengah menikmati hidupnya berkeliling melawan derasnya angin. Kurasakan kebebasan yang menyelimuti burung-burung itu kemudian terlintas tanya dalam benakku.¨Hai burung-burung mungil, bagaimanakah kehidupanmu di atas sana? Apa saja yang kau lakukan sepanjang hidupmu? Dan bagaimanakah caramu berterimakasih kepada Tuhanmu yang telah memberikan kebebasan pada hidupmu?¨Sebuah tanya tanpa jawab yang kuperoleh seiring dengan berlalunya burung-burung itu.¨

Pandanganku kemudian beralih pada orang-orang yang berlalu lalang dari arah kanan dan kiriku. Seakan membawa pikiranku kepada dua malaikat yang selalu menyertaiku di samping kanan dan kiriku. Pikiranku menerawang jauh pada hidup yang selama ini kujalani. Muncul pertanyaan dalam hatiku ketika teringat pada makhluk Allah SWT yang selalu berada di samping kiriku.¨œWahai malaikat yang senantiasa mencatat segala amal buruk perbuatanku, apakah engkau telah lelah menulis karena terlalu banyak dosa dan kesalahan yang kuperbuat selama ini? Apakah lembaran-lemabaran dosa ini sudah teramat penuh sehingga engkau memerlukan berpuluh-puluh, beratus-ratus bahkan berjuta-juta lembar lagi untuk menuliskan dosa-dosaku?�¨Air mataku jatuh bagaikan air sungai deras menerpa pipiku mengingat banyak sekali dosa dan kesalahan yang telah kuperbuat.¨Ketika aku menolehkan pandanganku ke arah kanan, tangisku seakan tak terhindarkan dari ingatan hidupku yang memunculkan tanya pada malaikat yang selalu berada di samping kananku.¨œWahai malaikat yang selalu mencatat amal perbuatan baikku. Apakah pena yang kau gunakan untuk menulis sekarang telah menjadi macet karena jarang sekali kau gunakan dalam menulis amal perbuatan baikku? Apakah lembaran-lembaran kebaikanku ini masih berupa halaman kosong yang belum tersentuh penamu karena jarang sekali aku melakukan kebaikan selama hidupku?�¨Aku hanya bisa terdiam dalam tangis panjang. Aku sangat berharap tangisku akan memberikanku kekuatan untuk senantiasa meninggalkan dosa-dosa yang kuperbuat serta menyadarkanku untuk selalu menambah amal ibadahku kepada Allah SWT.¨Aku berlari, berlari jauh menuju sebuah tempat persembunyian, sebuah tempat yang hanya ada aku dan Tuhanku. Kubenamkan diriku dalam sujud-sujud panjangku kepada-Nya. Seraya mengucapkan permohonan tulus dari hati seorang manusia yang merasa sangat kecil dimata Tuhannya.¨œYa Allah SWT¦ Aku tahu dan aku sangat paham bahwa hidup dan matiku itu semua terjadi atas kehendak-Mu. Namum mengapa aku selalu saja melupakan hal tersebut? Mengapa aku selalu saja menomor duakan diri-Mu dari kehidupanku di dunia yang tidak kekal ini? Maafkan aku Ya Allah karena aku selalu tergoda pada nikmat dunia yang hanya sementara Kau titipkan kepadaku. Kembalikanlah aku Ya Allah, kembalikan aku pada jalan-Mu, pada jalan yang membawaku pada surga-Mu yang indah¦�¨œYa Allah SWT¦ Aku tahu bahwa Engkau telah dengan ikhlas mengabulkan setiap doa yang kupanjatkan dimanapun aku menginginkannya. Tetapi mengapa aku selalu lupa untuk sekedar mengucapkan rasa terimakasihku kepada-Mu? Maafkan aku Ya Allah, maafkan aku karena terlalu angkuh untuk menyadari semua kebesaran-Mu. Berikan aku hidayah-Mu agar aku dapat senantiasa selalu bersyukur atas semua nikmat yang Engkau berikan selama ini¦�¨Dengan mata yang penuh dengan genangan air mata, kututup renunganku dengan sebuah ucapan Amin Yaa Rabbal ˜Alamin¨

Renungan



¨Aku menatap langit sore yang diselimuti awan putih. Terlihat beberapa ekor burung yang tengah menikmati hidupnya berkeliling melawan derasnya angin. Kurasakan kebebasan yang menyelimuti burung-burung itu kemudian terlintas tanya dalam benakku.¨Hai burung-burung mungil, bagaimanakah kehidupanmu di atas sana? Apa saja yang kau lakukan sepanjang hidupmu? Dan bagaimanakah caramu berterimakasih kepada Tuhanmu yang telah memberikan kebebasan pada hidupmu?¨Sebuah tanya tanpa jawab yang kuperoleh seiring dengan berlalunya burung-burung itu.¨

Pandanganku kemudian beralih pada orang-orang yang berlalu lalang dari arah kanan dan kiriku. Seakan membawa pikiranku kepada dua malaikat yang selalu menyertaiku di samping kanan dan kiriku. Pikiranku menerawang jauh pada hidup yang selama ini kujalani. Muncul pertanyaan dalam hatiku ketika teringat pada makhluk Allah SWT yang selalu berada di samping kiriku.¨œWahai malaikat yang senantiasa mencatat segala amal buruk perbuatanku, apakah engkau telah lelah menulis karena terlalu banyak dosa dan kesalahan yang kuperbuat selama ini? Apakah lembaran-lemabaran dosa ini sudah teramat penuh sehingga engkau memerlukan berpuluh-puluh, beratus-ratus bahkan berjuta-juta lembar lagi untuk menuliskan dosa-dosaku?�¨Air mataku jatuh bagaikan air sungai deras menerpa pipiku mengingat banyak sekali dosa dan kesalahan yang telah kuperbuat.¨Ketika aku menolehkan pandanganku ke arah kanan, tangisku seakan tak terhindarkan dari ingatan hidupku yang memunculkan tanya pada malaikat yang selalu berada di samping kananku.¨œWahai malaikat yang selalu mencatat amal perbuatan baikku. Apakah pena yang kau gunakan untuk menulis sekarang telah menjadi macet karena jarang sekali kau gunakan dalam menulis amal perbuatan baikku? Apakah lembaran-lembaran kebaikanku ini masih berupa halaman kosong yang belum tersentuh penamu karena jarang sekali aku melakukan kebaikan selama hidupku?�¨Aku hanya bisa terdiam dalam tangis panjang. Aku sangat berharap tangisku akan memberikanku kekuatan untuk senantiasa meninggalkan dosa-dosa yang kuperbuat serta menyadarkanku untuk selalu menambah amal ibadahku kepada Allah SWT.¨Aku berlari, berlari jauh menuju sebuah tempat persembunyian, sebuah tempat yang hanya ada aku dan Tuhanku. Kubenamkan diriku dalam sujud-sujud panjangku kepada-Nya. Seraya mengucapkan permohonan tulus dari hati seorang manusia yang merasa sangat kecil dimata Tuhannya.¨œYa Allah SWT¦ Aku tahu dan aku sangat paham bahwa hidup dan matiku itu semua terjadi atas kehendak-Mu. Namum mengapa aku selalu saja melupakan hal tersebut? Mengapa aku selalu saja menomor duakan diri-Mu dari kehidupanku di dunia yang tidak kekal ini? Maafkan aku Ya Allah karena aku selalu tergoda pada nikmat dunia yang hanya sementara Kau titipkan kepadaku. Kembalikanlah aku Ya Allah, kembalikan aku pada jalan-Mu, pada jalan yang membawaku pada surga-Mu yang indah¦�¨œYa Allah SWT¦ Aku tahu bahwa Engkau telah dengan ikhlas mengabulkan setiap doa yang kupanjatkan dimanapun aku menginginkannya. Tetapi mengapa aku selalu lupa untuk sekedar mengucapkan rasa terimakasihku kepada-Mu? Maafkan aku Ya Allah, maafkan aku karena terlalu angkuh untuk menyadari semua kebesaran-Mu. Berikan aku hidayah-Mu agar aku dapat senantiasa selalu bersyukur atas semua nikmat yang Engkau berikan selama ini¦�¨Dengan mata yang penuh dengan genangan air mata, kututup renunganku dengan sebuah ucapan Amin Yaa Rabbal ˜Alamin¨

Renungan



¨Aku menatap langit sore yang diselimuti awan putih. Terlihat beberapa ekor burung yang tengah menikmati hidupnya berkeliling melawan derasnya angin. Kurasakan kebebasan yang menyelimuti burung-burung itu kemudian terlintas tanya dalam benakku.¨Hai burung-burung mungil, bagaimanakah kehidupanmu di atas sana? Apa saja yang kau lakukan sepanjang hidupmu? Dan bagaimanakah caramu berterimakasih kepada Tuhanmu yang telah memberikan kebebasan pada hidupmu?¨Sebuah tanya tanpa jawab yang kuperoleh seiring dengan berlalunya burung-burung itu.¨

Pandanganku kemudian beralih pada orang-orang yang berlalu lalang dari arah kanan dan kiriku. Seakan membawa pikiranku kepada dua malaikat yang selalu menyertaiku di samping kanan dan kiriku. Pikiranku menerawang jauh pada hidup yang selama ini kujalani. Muncul pertanyaan dalam hatiku ketika teringat pada makhluk Allah SWT yang selalu berada di samping kiriku.¨œWahai malaikat yang senantiasa mencatat segala amal buruk perbuatanku, apakah engkau telah lelah menulis karena terlalu banyak dosa dan kesalahan yang kuperbuat selama ini? Apakah lembaran-lemabaran dosa ini sudah teramat penuh sehingga engkau memerlukan berpuluh-puluh, beratus-ratus bahkan berjuta-juta lembar lagi untuk menuliskan dosa-dosaku?�¨Air mataku jatuh bagaikan air sungai deras menerpa pipiku mengingat banyak sekali dosa dan kesalahan yang telah kuperbuat.¨Ketika aku menolehkan pandanganku ke arah kanan, tangisku seakan tak terhindarkan dari ingatan hidupku yang memunculkan tanya pada malaikat yang selalu berada di samping kananku.¨œWahai malaikat yang selalu mencatat amal perbuatan baikku. Apakah pena yang kau gunakan untuk menulis sekarang telah menjadi macet karena jarang sekali kau gunakan dalam menulis amal perbuatan baikku? Apakah lembaran-lembaran kebaikanku ini masih berupa halaman kosong yang belum tersentuh penamu karena jarang sekali aku melakukan kebaikan selama hidupku?�¨Aku hanya bisa terdiam dalam tangis panjang. Aku sangat berharap tangisku akan memberikanku kekuatan untuk senantiasa meninggalkan dosa-dosa yang kuperbuat serta menyadarkanku untuk selalu menambah amal ibadahku kepada Allah SWT.¨Aku berlari, berlari jauh menuju sebuah tempat persembunyian, sebuah tempat yang hanya ada aku dan Tuhanku. Kubenamkan diriku dalam sujud-sujud panjangku kepada-Nya. Seraya mengucapkan permohonan tulus dari hati seorang manusia yang merasa sangat kecil dimata Tuhannya.¨œYa Allah SWT¦ Aku tahu dan aku sangat paham bahwa hidup dan matiku itu semua terjadi atas kehendak-Mu. Namum mengapa aku selalu saja melupakan hal tersebut? Mengapa aku selalu saja menomor duakan diri-Mu dari kehidupanku di dunia yang tidak kekal ini? Maafkan aku Ya Allah karena aku selalu tergoda pada nikmat dunia yang hanya sementara Kau titipkan kepadaku. Kembalikanlah aku Ya Allah, kembalikan aku pada jalan-Mu, pada jalan yang membawaku pada surga-Mu yang indah¦�¨œYa Allah SWT¦ Aku tahu bahwa Engkau telah dengan ikhlas mengabulkan setiap doa yang kupanjatkan dimanapun aku menginginkannya. Tetapi mengapa aku selalu lupa untuk sekedar mengucapkan rasa terimakasihku kepada-Mu? Maafkan aku Ya Allah, maafkan aku karena terlalu angkuh untuk menyadari semua kebesaran-Mu. Berikan aku hidayah-Mu agar aku dapat senantiasa selalu bersyukur atas semua nikmat yang Engkau berikan selama ini¦�¨Dengan mata yang penuh dengan genangan air mata, kututup renunganku dengan sebuah ucapan Amin Yaa Rabbal ˜Alamin¨

Jumat, 11 Juni 2010

Moral


Pidato soal moral
Khotbah tentang moral
Semua orang katanya butuh moral
Dan penyelesaiannya adalah moral

Seketika aku melihat
Ibu gelandangan dengan wajah kusut
Dengan dekil anaknya di pinggir jalan
Amboi ..Tentunya bukan moral yang mereka makan

Karena moral adalah cita – cita
Karena moral itu norma-norma
Karena moral seperti produk kemasan
Dan moral bukan penyelesaian….

Amboi… moralmu ya moralmu
Amboi… moralku ya moralku

Bagi saudagar moral itu untung
Bagi gelandangan moral ya nasi bungkus
Bagi tukang becak moral itu penumpang
Bagi mahasiswa moral itu intelektualitas
Bagi pejabat moral itu kuasa, wanita dan uang

Lalu kenapa kalian mempersoalkan moral?
Sudahkah anda bermoral hari ini?
Dan apa jawabnya, TIDAK

Minggu, 06 Juni 2010

Tiada lagi indah
Selain dari seksa dan gundah
Ibarat patah sayapku
Terbang jua mencari arah
Moga kan ketemu bahagia
Biarpun hati luka bernanah…..

Ku kutip sisa-sisa janji
Yang kau lemparkan…
Biarpun pedih
Ku terima jua…
Tetap bersarang di mindaku…
Bagaimana bisa kau begini
Menyulam manik-manik
Dari airmataku..

07 juni 2010

Dahulu jiwa tercipta tidak ada yang percaya
Bahwa jiwa akan berbuat aniaya terhadap sesama
Atas kasih sayang jiwa menjadi mulia
Semesta sujud berikan penghormatan

Jiwa turun kedunia karena wanita
Karena wanita jiwa mengerti arti bahagia
Wanita dicipta untuk jiwa agar memahami arti cinta
Dgn cinta jiwa mengerti bahwa jiwa adalah seorang hamba

Cinta bukan memiliki akan tetapi hanya ingin dimiliki
Biarlah cinta yang membawa jiwa kepada pemiliknya
Hanya Tulus dan Ikhlas yang membuat cinta itu bermakna
Karena Cinta telah cukup untuk cinta

Yang Maha Esa Mencipta alam semesta
Yang Maha Esa Mencipta manusia bukan dengan sia-sia
Tetapi hanya ingin menunjukkan apa itu bahagia
Agar manusia mengerti bahwa ia adalah seorang hamba yang memiliki Raja

Manusia turun kebumi untuk diuji
Untuk menjadi manusia sejati
Muliakan hati untuk mendapatkan derajat tertinggi
Menjadi kekasih yang dikasihi dan diberkati

Apakah Dunia tak seindah rupanya
Menipu dan memperdaya selama hidupnya?
Dunia ini telah menenggelamkan manusia, begitu kejamkah dunia ?
Sesungguhnya dunia dicipta untuk melayani dan dilayani, akan tetapi manusia sendiri yang tak tau diri,Egois bahwa manusia paling sempurna.

Bencana alam terjadi bukan karena usia dunia yang sudah tua
Tetapi manusia yang berbuat semena - mena terhadapnya
hanya ingin dilayani tetapi tidak ingin melayani
bencana tercipta karena manusia lupa hingga Yang Maha Murka

Hanya jiwa yang mengerti jiwanya
Hanya Jiwa yang sadar dapat mengerti jiwanya
Bahwa jiwa tidak selamanya didunia
Bahwa usia telah berkurang dalam dunianya

Jiwa tercipta untuk menjadi bahagia dan merdeka
Jiwa merdeka, hanya ikhlas yang ada
Saat Yang Maha berkata Inilah saatnya engkau kembali
Jiwa Pasrah dan rela hanya terucap kata
"LAILLAHA ILLAALLAAHU WALAQUWWATA ILLA BILLAH"
Amin.........................

Sabtu, 05 Juni 2010

Qona'ah

Qana'ah (rela dan menerima pemberian Allah subhanahu wata'ala apa adanya) adalah sesuatu yang sangat berat untuk dilakukan, kecuali bagi siapa yang diberikan taufik dan petunjuk serta dijaga oleh Allah dari keburukan jiwa, kebakhilan dan ketamakannya. Karena manusia diciptakan dalam keadan memiliki rasa cinta terhadap kepemilikan harta.




Namun meskipun demikian kita dituntut untuk memerangi hawa nafsu supaya bisa menekan sifat tamak dan membimbingnya menuju sikap zuhud dan qana'ah. Berikut ini beberapa kiat menuju qana'ah yang jika kita laksanakan maka dengan izin Allah seseorang akan dapat merealisasikan nya. Di antaranya yaitu:





1. Memperkuat Keimanan kepada Allah subhanahu wata'ala.



Juga membiasakan hati untuk menerima apa adanya dan merasa cukup terhadap pemberian Allah subhanahu wata'ala, karena hakikat kaya itu ada di dalam hati. Barangsiapa yang kaya hati maka dia mendapatkan nikmat kebahagiaan dan kerelaan meskipun dia tidak mendapatkan makan di hari itu.



Sebaliknya siapa yang hatinya fakir maka meskipun dia memilki dunia seisinya kecuali hanya satu dirham saja, maka dia memandang bahwa kekayaannya masih kurang sedirham, dan dia masih terus merasa miskin sebelum mendapatkan dirham itu.



2. Yaqin bahwa Rizki Telah Tertulis.



Seorang muslim yakin bahwa rizkinya sudah tertulis sejak dirinya berada di dalam kandungan ibunya. Sebagaimana di dalam hadits dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu, disebutkan sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di antaranya, "Kemudian Allah mengutus kepadanya (janin) seorang malaikat lalu diperintahkan menulis empat kalimat (ketetapan), maka ditulislah rizkinya, ajalnya, amalnya, celaka dan bahagianya." (HR. al-Bukhari, Muslim dan Ahmad)



Seorang hamba hanya diperintah kan untuk berusaha dan bekerja dengan keyakinan bahwa Allah subhanahu wata'ala yang memberinya rizki dan bahwa rizkinya telah tertulis.



3. Memikirkan Ayat-ayat al-Qur'an yang Agung.



Terutama sekali ayat-ayat yang berkenaan dengan masalah rizki dan bekerja (usaha). 'Amir bin Abdi Qais pernah berkata, "Empat ayat di dalam Kitabullah apabila aku membacanya di sore hari maka aku tidak peduli atas apa yang terjadi padaku di sore itu, dan apabila aku membacanya di pagi hari maka aku tidak peduli dengan apa aku akan berpagi-pagi, (yaitu):



"Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat,maka tidak ada seorang pun yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah maka tidak ada seorangpun yang sanggup untuk melepaskannya sesudah itu. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (QS. Fathiir:2)



"Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak kurnia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya." (QS.Yunus:107)



"Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)." (QS. Huud:6)



"Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan." (QS. ath-Thalaq:7)4. Ketahui Hikmah Perbedaan Rizki



Di antara hikmah Allah subhanahu wata'ala menentu kan perbedaan rizki dan tingkatan seorang hamba dengan yang lainnya adalah supaya terjadi dinamika kehidupan manusia di muka bumi, saling tukar manfaat, tumbuh aktivitas perekonomian, serta agar antara satu dengan yang lainnya saling memberi kan pelayanan dan jasa.



Allah subhanahu wata'ala berfirman,



"Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Rabbmu? Kami telah menentu kan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebahagian mereka dapat mempergunakan sebahagian yang lain. Dan rahmat Rabbmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan." (QS. az-Zukhruf:32)



"Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu." (QS.Al an'am 165)5. Banyak Memohon Qana'ah kepada Allah



Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah manusia yang paling qana'ah, ridha dengan apa yang ada dan paling banyak zuhudnya. Beliau juga seorang yang paling kuat iman dan keyakinannya, namun demikian beliau masih meminta kepada Allah subhanahu wata'ala agar diberikan qana'ah, beliau bedoa,

"Ya Allah berikan aku sikap qana'ah terhadap apa yang Engkau rizkikan kepadaku, berkahilah pemberian itu dan gantilah segala yang luput (hilang) dariku dengan yang lebih baik." (HR al-Hakim, beliau menshahihkannya, dan disetujui oleh adz-Dzahabi)



Dan karena saking qana'ahnya, beliau tidak meminta kepada Allah subhanahu wata'ala kecuali sekedar cukup untuk kehidu pan saja, dan meminta disedikitkan dalam dunia (harta) sebagaimana sabda beliau, "Ya Allah jadikan rizki keluarga Muhammad hanyalah kebutuhan pokok saja." (HR. Al-Bukhari, Muslim dan at-Tirmidzi)6. Menyadari bahwa Rizki Tidak Diukur dengan Kepandaian



Kita harus menyadari bahwa rizki seseorang itu tidak tergantung kepada kecerdasan akal semata, kepada banyaknya aktivitas, keluasan ilmu, meskipun dalam sebagiannya itu merupakan sebab rizki, namun bukan ukuran secara pasti.

Kesadaran tentang hal ini akan menjadikan seseorang bersikap qana'ah, terutama ketika melihat orang yang lebih bodoh, pendidikannya lebih rendah dan tidak berpengalaman mendapatkan rizki lebih banyak daripada dirinya, sehingga tidak memunculkan sikap dengki dan iri.



7. Melihat ke Bawah dalam Hal Dunia



Dalam urusan dunia hendaklah kita melihat kepada orang yang lebih rendah, jangan melihat kepada yang lebih tinggi, sebagaimana sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam,



"Lihatlah kepada orang yang lebih rendah dari kamu dan janganlah melihat kepada orang yang lebih tinggi darimu. Yang demikian lebih layak agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah." (HR.al-Bukhari dan Muslim)



Jika saat ini anda sedang sakit maka yakinlah bahwa selain anda masih ada lagi lebih parah sakitnya. Jika anda merasa fakir maka tentu di sana masih ada orang lain yang lebih fakir lagi, dan seterusnya. Jika anda melihat ada orang lain yang mendapatkan harta dan kedudukannya lebih dari anda, padahal dia tidak lebih pintar dan tidak lebih berilmu dibanding anda, maka mengapa anda tidak ingat bahwa anda telah mendapatkan sesuatu yang tidak dia dapatkan?



8. Membaca Kehidupan Salaf



Yakni melihat bagaimana keadaan mereka dalam menyikapi dunia, bagaimana kezuhudan mereka, qana'ah mereka terhadap yang mereka peroleh meskipun hanya sedikit. Di antara mereka ada yang memperolah harta yang melimpah, namun mereka justru memberikannya kepada yang lain dan yang lebih membutuhkan.



9. Menyadari Beratnya Tanggung Jawab Harta

Bahwa harta akan mengakibatkan keburukan dan bencana bagi pemilik nya jika dia tidak mendapatkan nya dengan cara yang baik serta tidak membelanjakannya dalam hal yang baik pula.



Ketika seorang hamba ditanya tantang umur, badan, dan ilmunya maka hanya ditanya dengan satu pertanyaan yakni untuk apa, namun tentang harta maka dia dihisab dua kali, yakni dari mana memperoleh dan ke mana membelanjakannya. Hal ini menunjukkan beratnya hisab orang yang diberi amanat harta yang banyak sehingga dia harus dihisab lebih lama dibanding orang yang lebih sedikit hartanya.10. Melihat Realita bahwa Orang Fakir dan Orang Kaya Tidak Jauh Berbeda.



Karena seorang yang kaya tidak mungkin memanfaatkan seluruh kekayaannya dalam satu waktu sekaligus. Kita perhatikan orang yang paling kaya di dunia ini, dia tidak makan kecuali sebanyak yang dimakan orang fakir, bahkan mungkin lebih banyak yang dimakan orang fakir. Tidak mungkin dia makan lima puluh piring sekaligus, meskipun dia mampu untuk membeli dengan hartanya. Andaikan dia memiliki seratus potong baju maka dia hanya memakai sepotong saja, sama dengan yang dipakai orang fakir, dan harta selebihnya yang tidak dia manfaatkan maka itu relatif (nisbi).



Sungguh indah apa yang diucapkan Abu Darda' radhiyallahu 'anhu, "Para pemilik harta makan dan kami juga makan, mereka minum dan kami juga minum, mereka berpakaian kami juga berpakaian, mereka naik kendaraan dan kami pun naik kendaraan. Mereka memiliki kelebihan harta yang mereka lihat dan dilihat juga oleh selain mereka, lalu mereka menemui hisab atas harta itu sedang kita terbebas darinya."