Rabu, 01 Desember 2010

TIGA PERTANYAAN


Ada seorang pemuda yang mencari seorang guru
agama, pemuka agama atau siapapun yang bisa
menjawab tiga pertanyaannya. Akhirnya sang
pemuda itu menemukan seorang bijaksana.
Pemuda (P) : Anda siapa? Bisakah menjawab pertanyaan-pertanyaan
saya?
Bijaksana (B) : Saya hamba Allah dan dengan izin-Nya saya akan
menjawab pertanyaan anda.
P : Anda yakin? Sedang profesor dan banyak orang pintar saja
tidak mampu menjawab pertanyaan saya.
B : Saya akan mencoba sejauh kemampuan saya.
P : Saya punya tiga buah pertanyaan.
1. Kalau memang Tuhan itu ada, tunjukkan wujud Tuhan kepada
saya.
2. Apakah yang dinamakan takdir?
3. Kalau setan diciptakan dari api kenapa dimasukkan ke neraka
yang terbuat dari api, tentu tidak menyakitkan buat setan,
sebab mereka memiliki unsur yang sama. Apakah Tuhan tidak
pernah berfikir sejauh itu?

Tiba-tiba sang orang bijaksana tersebut menampar pipi si
pemuda dengan keras.

P (sambil menahan sakit) : Kenapa anda marah kepada saya?
B : Saya tidak marah… Tamparan itu adalah jawaban saya atas
tiga buah pertanyaan yang Anda ajukan.
P : Saya sungguh-sungguh tidak mengerti.
B : Bagaimana rasanya tamparan saya?
P : Tentu saja saya merasa sakit.
B : Jadi anda percaya bahwa sakit itu ada?
P : Ya.
B : Tunjukkan pada saya wujud sakit itu!
P : Saya tidak bisa.
B : Itulah jawaban pertanyaan pertama. Kita semua merasakan
keberadaan Tuhan tanpa mampu melihat wujudNya
B : Apakah tadi malam Anda bermimpi akan ditampar oleh saya?
P : Tidak.
B : Apakah pernah terpikir oleh Anda akan menerima sebuah
tamparan dari saya hari ini?
P : Tidak.
B : Itulah yang dinamakan Takdir.
B : Terbuat dari apa tangan yang saya gunakan untuk menampar
anda?
P : Kulit.
B : Terbuat dari apa pipi anda?
P : Kulit.
B : Bagaimana rasanya tamparan saya?
P : Sakit
B : Walaupun setan dan neraka sama terbuat dari api, neraka
tetap menjadi tempat menyakitkan untuk setan.

============================================
Sumber artikel, dari buku:
Sudarmono, Dr.(2010). Mutiara Kalbu Sebening Embun Pagi, 1001 Kisah Sumber Inspirasi. Yogyakarta: Idea Press. Volume 2. Hal. 342-343. ISBN 978-6028-686-938.

Minggu, 21 November 2010

Jari kita



1. Jempol – Yudistira: sebagai kakak tertua yang menaungi dan sebagai contoh sopan santun dalam hidup, Yudhistira adalah salah satu karakter yang nerimo, dalam artian, Yudhistira adalah orang yang selalu menyatakan, “silahkan” “monggo” dalam hal ini, masyarakat Jawa selalu menggunakan jempol untuk menunjukkan arah, atau menyatakan persetujuan.
2. Jari Telunjuk – Bima: sebagai raksasa, Bima dikenal sebagai orang yang lurus dan terus terang, walaupun keras dan apa adanya, bahkan dia hanya menggunakan Kromo Inggil (bahasa jawa yang halus) hanya kepada gurunya, Dewa Ruci. Bima dikenal sebagai orang yang keras dan berusaha mengingatkan dengan galak. Masyarakat kita, jika memarahi orang atau mengingatkan orang, akan menggunakan jari telunjuk yang teracung, simbolisme Bima yang sedang mengingatkan kesalahan kepada orang lain.
3. Jari Tengah – Arjuna: lelananging jagad (prianya dunia) yang dikenal sebagai impian setiap wanita. Dalam pewayangan Inda, Arjuna tidak digambarkan sebagai orang yang tampan sekali. Arjuna dikenal sebagai impian setiap wanita, karena dia mampu “menyenangkan” (hati) para wanita.
4. Jari Manis – Nakula: sebagai kakak kembar dari Sadewa, Nakula sebenarnya lebih tampan daripada Arjuna, dan Nakula adalah simbol dari ketampanan, keindahan, dan keharmonisan. Oleh karena itu, cincin sebagai asesoris, dan sebagai lambang ikatan pernikahan, diletakkan di jari manis, sesuai dengan sifat Nakula yang tampan, indah dan harmonis
5. Jari kelingking – Sadewa: adik terkecil dan adik kembar dari Nakula, digambarkan sebagai wayang yang paling mampu membawa kestabilan dan kebersihan. Nakula bahkan di salah satu kisah, adalah satu satunya wayang yang mampu meruwat (membersihkan) Bethari Durga untuk kembali ke bentuk awal beliau (Dewi Uma). Jika dikembalikan ke fungsinya, hanya kelingking yang mampu membersihkan kotoran di tempat yang tersembunyi seperti hidung dan telinga.
Begitu banyak budaya kita, walaupun sekarang sudah jaman modernisasi tidak ada salahnya kita tahu dan alangkah bijaknya jika kita dapat melestarikan, apapun latar belakang kita.

Jumat, 19 November 2010

TIADA MANUSIA YANG SEMPURNA



Dalam hidup ini, TIADA MANUSIA YANG SEMPURNA. tapi ketidak sempurnaan telah melahirkan keseimbangan disemesta, sehingga dengan itulah manusia bisa menjadi mahluk tuhan yang paling sempurna. Tentu saja, sebab salah satu hikmah dari ketidak sempurnaan adalah agar manusia tidak menjadi sombong. dibalik kelebihan ada kekurangan, begitupun sebaliknya. namun apa yang terjadi, justru dibalik ketidak sempurnaannya, banyak m anusia yang menutupi kelemahannya dengan berbagai bentuk kesombongannya.

Lantaran itulah, mulai hari inikita harus berani melangkah dengan total, seluruh tataran beserta molekul molekul dan ruang hampa diantaranya. melangkah menuju Zat Yang Maha Sempurna, bukan menuju kesempurnaan yang fana, sehingga peningkatan kesempurnaan yang kita raih pun bisa berlangsung secara terus menerus, dan terus mendekatkan kita kepada kerendahan hati, meninggikan Ilahi Robbi, semakin sempurna, semakin rendah hati kita, semakin tawadhu, semakin tinggi tawakal kita dihadapan alloh SWT.

Dan, salah satu cara yang sangat nikmat untuk menuju kepada kesempurnaan adalah dengan mengenali siapa kita, siapa Tuhan kita, dan apa makna dari penciptaan kita beserta penciptaan alam semesta.

Kamis, 18 November 2010

PILIAHN SULIT



Silahkan pilih orang yang terpenting dalam sepanjang
hidupmu.

Disaat menuju jam-jam istirahat kelas, dosen
mengatakan pada mahasiswa dan mahasiswinya:
“Mari kita buat satu permainan, mohon bantu saya sebentar.”
Kemudian salah satu mahasiswi berjalan menuju pelataran
papan tulis.
DOSEN: Silahkan tulis 20 nama yang paling dekat dengan anda,
pada papan tulis.
Dalam sekejap sudah di tuliskan semuanya oleh mahasiswi
tersebut. Ada nama tetangganya, teman kantornya, orang
terkasih dan lain-lain.
DOSEN: Sekarang silahkan coret satu nama diantaranya yang
menurut anda paling tidak penting !
Mahasiswi itu lalu mencoret satu nama, nama tetangganya.
DOSEN: Silahkan coret satu lagi!
Kemudian mahasiswi itu mencoret satu nama teman kantornya
lagi.
DOSEN: Silahkan coret satu lagi !
Mahasiswi itu mencoret lagi satu nama dari papan tulis dan
seterusnya.
Sampai pada akhirnya di atas papan tulis hanya tersisa tiga
nama, yaitu nama orang tuanya, suaminya dan nama anaknya.
Dalam kelas tiba-tiba terasa begitu sunyi tanpa suara, semua
Mahasiswa dan mahasiswi tertuju memandang ke arah dosen,
dalam pikiran mereka (para mahasiswa atau mahasiswi) mengira
sudah selesai tidak ada lagi yang harus dipilih oleh mahasiswi
itu.
Tiba-tiba dosen memecahkan keheningan dengan berkata,
“Silahkan coret satu lagi!”
Dengan pelahan-lahan mahasiswi itu melakukan suatu pilihan
yang amat sangat sulit. Dia kemudian mengambil kapur tulis,
mencoret nama orang tuanya.
DOSEN: Silahkan coret satu lagi!
Hatinya menjadi binggung. Kemudian ia mengangkat kapur
tulis tinggi-tinggi. Lambat laun menetapkan dan mencoret
nama anaknya. Dalam sekejap waktu, terdengar suara isak
tangis, sepertinya sangat sedih.
Setelah suasana tenang, Dosen lalu bertanya, “Orang terkasihmu
bukannya Orang tuamu dan Anakmu? Orang tua yang
membesarkan anda, anak adalah anda yang melahirkan, sedang
suami itu bisa dicari lagi. Tapi mengapa anda berbalik lebih
memilih suami sebagai orang yang paling sulit untuk
dipisahkan?
Semua teman sekelas mengarah padanya, menunggu apa yang
akan di jawabnya.
Setelah agak tenang, kemudian pelahan-lahan ia berkata,
“Sesuai waktu yang berlalu, orang tua akan pergi dan
meninggalkan saya, sedang anak jika sudah besar setelah itu
menikah bisa meninggalkan saya juga, yang benar-benar bisa
menemani saya dalam hidup ini hanyalah suami saya.”

SEBENARNYA, KEHIDUPAN BAGAIKAN BAWANG BOMBAI, JIKA
DIKUPAS SESIUNG DEMI SESIUNG, ADA KALANYA KITA DAPAT
DIBUAT MENANGIS

=================================================
Sumber artikel, dari buku:
Sudarmono, Dr.(2010). Mutiara Kalbu Sebening Embun Pagi, 1001 Kisah Sumber Inspirasi. Yogyakarta: Idea Press. Volume 2. Hal. 285-287. ISBN 978-6028-686-938.

Selasa, 16 November 2010



Bagi anda pemeluk agama Islam tentunya setiap tahunnya merayakan hari raya qurban atau hari raya idul adha, tapi sebenarnya kamu tau ngga si awal adanya hari raya idul adha dahulu? berikut ini kisahnya.
Pada suatu hari Nabi Ibrahim bermimpi, dalam mimpinya itu Allah menyuruh Nabi Ibrahim menyembelih anaknya yang bernama Ismail. Selepas dari mendapat mimpi itu, Nabi Ibrahim pun memberitahu isterinya yang bernama Siti Hajar.
Maka berbincanglah Nabi Ibrahim, Siti Hajar dan Ismail. Siti Hajar berkata, “Mungkin mimpimu itu hanya mainan tidur saja tetapi kalau mimpi itu merupakan wahyu, wajiblah dituruti.” Apabila mendengar kata-kata ibunya, Ismail berkata kepada bapanya, “Ayahku, sekiranya ini merupakan wahyu dari Allah S.W.T., aku sedia merelakan diriku untuk disembelih.”
Setelah persetujuan dicapai, keesokan harinya Nabi Ibrahim pun membawa puteranya Ismail untuk disembelih. Perkara Nabi Ibrahim hendak menyembelih anaknya telah sampai kepada pengetahuan orang ramai. Hal ini membuat orang ramai takut sehingga ada yang mengatakan, “Nampaknya Nabi Ibrahim mungkin sudah gila hinggakan mahu menyembelih anaknya sendiri. Kalau kita biarkan perkara ini, nanti kitapun akan dibunuhnya.
Walau apapun tuduhan orang terhadapnya, namun Nabi Ibrahim tetap menjalankan tugas yang diperintahkan oleh Allah S.W.T terhadapnya. Setelah Nabi Ibrahim dan anaknya Ismail sampai pada tempat yang dituju, berkatalah anaknya, “Wahai ayahku, aku fikir cara yang baik untuk menyembelih adalah dengan cara aku disembelih dalam keadaan menelungkup tapi mata ayah hendaklah ditutup. Kemudian ayah hendaklah tahu arah pedang yang tajam dan ayah kenakan tepat kepada leherku.”
Kemudian Nabi Ibrahim pun melaksanakan perintah yang Allah S.W.T perintahkan dalam mimpinya. Baginda pun mengucapkan kalimah atas nama Allah lalu memancungkan pedangnya pada leher anaknya itu. Maka terperciklah darah mengenai badan Nabi Ibrahim. Sebagai seorang manusia biasa, Nabi Ibrahim pun menggeletar dan membuka penutup matanya.
Tetapi alangkah terperanjatlah apabila melihat yang disembelihnya itu bukanlah anaknya melainkan seekor kibas. Dengan memuji kebesaran Allah S.W.T, kedua-duanya pun berpeluk-peluk sambil bersyukur kepada Tuhan kerana memberi kekuatan sehingga dapat melaksanakan amanat dari Allah S.W.T.
Sepeninggalan Nabi Ibrahim, iaitu sejak Siti Hajar melepaskan anaknya untuk disembelih oleh baginda, dia sentiasa menangis. Fikirannya bertambah runsing disebabkan diganggu oleh syaitan laknat yang mengatakan kononnya Nabi Ibrahim telah gila dan sebagainya.
Pada suatu hari, dari jauh Siti Hajar mendengar suara takbir memuhi-muji nama Allah, semakin lama semakin dekat dan akhirnya dapatlah Siti Hajar kenali bahawa suara itu adalah suara anaknya Ismail dan suaminya Nabi Ibrahim.
Maka dengan segera dia pergi mendapatkan anak dan suaminya sambil bersyukur kepada Allah S.W.T. kerana telab memberi kekuatan kepadanya sehingga dia sanggup membenarkan anaknya untuk disembelih.
Siti Hajar menangis bukanlah disebabkan marah kepada Nabi Ibrahim tetapi hanyalah menangis seorang ibu terhadap anaknya memandangkan dia adalah seorang wanita yang taat kepada Allah dan tidak mudah digoda oleh syaitan.
Peristiwa ini ada diterangkan dalan surah Ash-Shaffat ayat 101 hingga ayat 111

Rabu, 10 November 2010

ANGKA 0 DAN ANGKA 1


Cobalah sebutkan angka terbesar yang kita ketahui, dan
kalikanlah dengan angka Nol, kita akan mendapatkan
hasil selalu Nol.
Cobalah sebutkan angka terkecil yang kita ketahui, dan bagilah
dengan angka Nol, kita akan mendapatkan hasil tidak terhingga.
Sedang angka 1, berapapun angka yang kita sebutkan, dibagi
ataupun dikali hasilnya selalu sama dengan bilangan itu sendiri.
Angka Nol adalah representasi dari KEIKHLASAN. KEIKHLASAN
selalu membawa/ membuahkan KEBERKAHAN.
Angka Satu adalah representasi kebalikan dari KEIKHLASAN. Dan
KETIDAK IKHLASAN tidak pernah membawa keberkahan.
Manusia dengan kehidupannya, pada awalnya dan masa kanakkanaknya
berada pada posisi angka Nol. Semakin dewasa,
dengan segala pengalaman hidupnya dia akan bergerak naik
turun ke arah 1 atau ke arah 0.
Orang yang mengikuti hawa nafsunya, akan semakin mendekati
ke angka 1. Pada saat mencapai angka 1, dia akan menuhankan
dirinya. Dia akan merasa bahwa dunia sudah digenggamnya
dan itu atas usaha dan jerih payahnya. Tampak sekali
kesombongan selalu muncul dari tingkah lakunya.
Orang yang mampu mengendalikan hawa nafsunya, dia akan
bergerak ke arah Nol, menuju ke fitrahnya kembali. Orang
seperti ini selalu rendah hati (bukan rendah diri), selalu tawadlu,
berserah diri dan bertawakal, baik pada saat diberi kelebihan
maupun kekurangan.
Dari sisi rizki, orang yang berada pada angka 1, apabila misalnya
mendapatkan rizki Rp. 1.000.000,-, maka itulah uang yang
diperolehnya, tidak lebih dan tidak kurang. Nilai keberkahannya
adalah 1 juta rupiah dibagi 1 sama dengan 1 juta rupiah.
Orang yang berada pada angka 0, apabila misalnya
mendapatkan rizki Rp. 1.000.000,-, maka nilai keberkahannya
adalah tak terhingga. Berapapun rizki yang diperoleh, dia
mendapatkan rizki yang berkah tidak terhingga. Orang dengan
angka Nol ini derajat keikhlasannya sudah tertinggi, sehingga
berapapun yang diperoleh, selalu dapat mencukupi dirinya,
bahkan mampu menolong orang lain.
Orang dengan angka 0 hanya terdapat pada para Nabi.
Semakin ikhlas seseorang, semakin mendekat ke arah 0.
Misalnya 0.2, maka nilai keberkahannya adalah 1 Juta dibagi 0.2
= Rp 5.000.000,-
Sebaliknya, pada saat orang mendapatkan halangan dan
cobaan. Orang-orang yang ikhlas, yang memiliki angka 0,
berapapun bilangan halangan dan cobaannya, dikalikan dengan
0 akan sama dengan 0. Dia tidak pernah merasakan beban
apapun terhadap halangan dan cobaan yang menimpanya.
Sedangkan pada orang yang berbilangan 1, dia akan merasakan
sakit, stress dan bahkan sakit jiwa atau berputus asa, karena dia
selalu merasakan gejolak jiwa sesuai dengan besar dan kecilnya
cobaan.
Itulah keikhlasan yang terkait dengan keberkahan. Keikhlasan
adalah dari hati, dan hanya hati kita sendiri dan Allah saja yang
mengetahui.
Maka, seorang penjual es keliling yang menyumbangkan Rp
2.000,- ke kotak Masjid secara ikhlas, sangat jauh nilainya di
depan Allah dibanding dengan seorang Jutawan yang
menyumbangkan uang Rp 1 Juta ke kotak Masjid karena niat
yang lain.
Untuk itu, setiap manusia perlu mengupayakan kembali atau
mengarah ke titik Nol. Maka akan diperoleh ketenangan dan
kecukupan yang telah dijanjikan Allah.

=================================================
Sumber artikel, dari buku:
Sudarmono, Dr.(2010). Mutiara Kalbu Sebening Embun Pagi, 1001 Kisah Sumber Inspirasi. Yogyakarta: Idea Press. Volume 2. Hal. 279-281. ISBN 978-6028-686-938.

Rabu, 03 November 2010

YA TUHANKU, KENAPA ENGKAU TIDAK MENOLONGKU?



Ada seorang laki - laki yang tinggal di dekat sebuah
sungai. Bulan - bulan musim penghujan sudah
dimulai.
Hampir tidak ada hari tanpa hujan baik hujan rintik-rintik
maupun hujan lebat.
Pada suatu hari terjadi bencana di daerah tersebut. Karena hujan
turun deras agak berkepanjangan, permukaan sungai semakin
lama semakin naik, dan akhirnya terjadilah banjir.
Saat itu banjir sudah sampai ketinggian lutut orang dewasa.
Daerah tersebut pelan-pelan mulai terisolir. Orang - orang sudah
banyak yang mulai mengungsi dari daerah tersebut, takut kalau
permukaan air semakin tinggi.
Lain dengan orang-orang yang sudah mulai ribut mengungsi,
lelaki tersebut tampak tenang tinggal di rumah. Akhirnya
datanglah truk penyelamat berhenti di depan rumah lelaki
tersebut.
“Pak, cepat masuk ikut truk ini, nggak lama lagi banjir semakin
tinggi”, teriak salah satu regu penolong ke lelaki tersebut.
Si lelaki menjawab: “Tidak, terima kasih, anda terus saja
menolong yang lain. Saya pasti akan diselamatkan Tuhan. Saya
ini kan sangat rajin berdoa.”
Setelah beberapa kali membujuk tidak berhasil, akhirnya truk
tersebut melanjutkan perjalanan untuk menolong yang lain.
Permukaan air semakin tinggi. Ketinggian mulai mencapai 1.5
meter. Lelaki tersebut masih di rumah, duduk di atas almari.
Datanglah regu penolong dengan membawa perahu karet dan
berhenti di depan rumah lelaki tersebut.
“Pak, cepat kesini, naik perahu ini. Keadaan semakin tidak
terkendali. Kemungkinan air akan semakin meninggi.
Lagi-lagi laki-laki tersebut berkata: “ Terima kasih, tidak usah
menolong saya, saya orang yang beriman, saya yakin Tuhan akan
selamatkan saya dari keadaan ini.
Perahu dan regu penolongpun pergi tanpa dapat membawa
lelaki tersebut.
Perkiraan banjir semakin besar ternyata menjadi kenyatan.
Ketinggian air sudah sedemikian tinggi sehingga air sudah
hampir menenggelamkan rumah-rumah disitu. Lelaki itu
nampak di atas wuwungan rumahnya sambil terus berdoa.
Datanglah sebuah helikopter dan regu penolong. Regu
penolong melihat ada seorang laki-laki duduk di wuwungan
rumahnya. Mereka melempar tangga tali dari pesawat. Dari atas
terdengar suara dari megaphone: “ Pak, cepat pegang tali itu
dan naiklah kesini. “, tetapi lagi-lagi laki-laki tersebut menjawab
dengan berteriak: “Terima kasih, tapi anda tidak usah menolong
saya. Saya orang yang beriman dan rajin berdoa. Tuhan pasti
akan menyelamatkan saya”.
Ketinggian banjir semakin lama semakin naik, dan akhirnya
seluruh rumah di daerah tersebut sudah terendam seluruhnya.
Bagaimana nasib lelaki tersebut?
Lelaki tersebut akhirnya mati tenggelam.
Di akhirat dia dihadapkan pada Tuhan. Lelaki ini kemudian mulai
berbicara bernada protes: “Ya Tuhan, aku selalu berdoa padamu,
selalu ingat padamu, tapi kenapa aku tidak engkau selamatkan
dari banjir itu?”
Tuhan menjawab dengan singkat: “Aku selalu mendengar doa-doamu,
untuk itulah aku telah mengirimkan truk, kemudian
perahu dan terakhir pesawat helikopter. Tetapi kenapa kamu
tidak ikut salah satupun?
...............
Sebuah cerita menarik. Demikian juga dalam kehidupan kita,
kita bekerja dan selalu melakukan doa kepada Allah s.w.t. Dan
Allah sudah sering mengirimkan “truk”, “perahu”, dan “pesawat”
kepada kita, tapi kita tidak menyadarinya.
=================================================
Sumber artikel, dari buku:
Sudarmono, Dr.(2010). Mutiara Kalbu Sebening Embun Pagi, 1001 Kisah Sumber Inspirasi. Yogyakarta: Idea Press. Volume 2. Hal. 282-284. ISBN 978-6028-686-938.

Minggu, 31 Oktober 2010

KISAH SEMANGAT UNTUK MENGETUK




Ketika Kolonel Harland Sanders pensiun pada usia 65, ia tidak memiliki uang banyak untuk dirinya sendiri, kecuali mobil van tua, sebuah pensiun bulanan senile $ 105, dan resep masakan daging ayam.

Mengetahui bahwa ia tidak bisa hidup layak di usia pensiun dengan penghasilan segitu, ia mengambil resep ayam di tangan, duduk di belakang kemudi dari mobil van-nya, dan berangkat untuk membuat kekayaannya. Rencana pertamanya adalah untuk menjual resep ayam untuk pemilik restoran, yang pada gilirannya akan memberinya sisa untuk setiap potong ayam mereka jual - 5 sen per ayam. Kunjungan Restoran pertama yang ia tawari menolaknya.

Begitu pula yang kedua.

Begitu pula yang ketiga.

Bahkan, sampai yang ke 1008 . kunjungan Colonel Sanders berakhir dengan penolakan. Namun, ia terus melakukan penawaran ke pemilik rumah makan. Saat ia melakukan perjalanan melintasi Amerika Serikat, ia tidur di mobil untuk menghemat uang. Baru pada penawaran ke 1009 memberinya jawaban pertama "ya."

Setelah berjalan dua tahun , telah tercatat penjualan total di lima restoran. Kolonel masih terus berjuang, ia tahu bahwa ia mempunyai resep besar ayam goreng dan bahwa suatu hari nanti ide itu akan sukses.

Tentu saja, Anda tahu bagaimana akhir cerita. Gagasan tersebut sukses. Pada 1963, Kolonel memiliki 600 restoran di seluruh negeri yang menjual resep rahasia Kentucky Fried Chicken (dengan 11 bumbu dan rempah-rempah).

Pada tahun 1964 royalti resepnya dibeli oleh gubernur Kentucky John Brown. Meskipun penjualan resep ayam goring membuatnya multi-jutawan, ia telap melanjutkan untuk mewakili dan mempromosikan KFC sampai kematiannya pada tahun 1990.

Kisah Colonel Sanders mengajarkan pelajaran penting: yaitu tidak pernah terlalu terlambat untuk memutuskan dan tidak pernah menyerah.

Sebelumnya dalam hidupnya Kolonel terlibat dalam usaha-usaha bisnis lainnya - tapi semua gagal. Dia pernah punya usaha pompa bensin di usia30-an, sebuah usaha restoran di usia 40-an, dan dia gagal pada kedua usahanya. Namun Pada usia 65 tahun, Harland Sanders memutuskan resep ayamnya yang merupakan ide yang gemilang, dan ia menolak untuk menyerah, bahkan dalam penolakan berulang-ulang.

Dia tahu bahwa jika ia terus mengetuk pintu, akhirnya seseorang akan berkata "ya." Ini adalah bagaimana Tuhan telah memerintahkan dalam kehidupan. Dia berkata, "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu." , "Mintalah - tidak hanya sekali, tetapi sebanyak-banyaknya. Teruslah mengetok mengetuk sampai pintu dibuka."
Jika Anda saat ini bekerja dengan setengah hati dalam menjalankan Takdir Tuhan dalam hidup Anda ...dan jika Anda memiliki sifat terlalu mudah menyerah di masa lalu ...

ingat:
Tidak pernah terlalu terlambat untuk gigih berjuang. Tidak pernah terlalu terlambat memutuskan jangan pernah menyerah. Terus mengetuk. Terus bertanya. Teruslah mencari.


============================================
Sumber artikel, dari buku:
Sudarmono, Dr.(2010). Mutiara Kalbu Sebening Embun Pagi, 1001 Kisah Sumber Inspirasi, Idea Press, Yogyakarta. Hal. 213-214. ISBN 978-6028-686-402.

CINTA SEGITIGA





Segitiga Cinta
Ada banyak alasan orang untuk menikah. Ada yang bilang bahwa pasangannya enak diajak bicara. Ada yang bilang pasangannya sangat perhatian. Ada yang bilang merasa aman dekat dengan pasangannya. Ada yang bilang pasangannya macho atau sexy. Ada yang bilang pasangannya pandai melucu. Ada yang bilang pasangannya pandai memasak. Ada yang bilang pasangannya pandai menyenangkan orang tua. Pendek kata kebanyakan orang bilang dia COCOK dengan pasangannya.

Ada banyak alasan pula untuk bercerai. Ada yang bilang pasangannya judes, bila diajak bicara cenderung emosional. Ada yang bilang pasangannya sangat memperhatikan pekerjaannya saja, lupa kepada orang-orang di rumah yang setia menunggu. Ada yang bilang pasangannya sangat pendiam, tidak dapat bertindak cepat dalam situasi darurat, sehingga merasa kurang terlindungi.
Ada yang bilang pasangannya kurang menggairahkan.
Ada yang bilang pasangannya gak nyambung kalau bicara. Ada yang bilang masakan pasangannya terlalu asing atau terlalu manis. Ada yang bilang pasangannya tidak dapat mengambil hati mertuanya. Pendek kata kebanyakan orang bilang bahwa dia TIDAK COCOK LAGI dengan pasangannya.

Kebanyakan orang sebetulnya menikah dalam ketidakcocokan. Bukan dalam kecocokan. Dr. Paul Gunadi menyebut kecocokan-kecocokan diatas sebagai sebuah ilusi pernikahan. Dua orang yang pada waktu pacaran merasa cocok tidak akan serta merta berubah menjadi tidak cocok setelah mereka menikah.

Ada hal-hal yang hilang setelah mereka menikah, yang sebelumnya mereka pertahankan benar-benar selama pacaran. Sebagai contoh, pada waktu pacaran dua sejoli akan saling memperhatikan, saling mendahulukan satu dengan yang lain, saling menghargai, saling mencintai. Lalu apa yang dapat menjadi pengikat yang mampu terus mempertahankan sebuah pernikahan, bila kecocokan-kecocokan itu tidak ada lagi? Jawabannya adalah KOMITMEN.
Seorang kawan saya di Surabaya membuat sebuah penelitian, perilaku selingkuh kaum adam pada waktu mereka dinas luar kota dan jauh dari anak /isterinya. Apa yang membuat pria-pria tersebut selingkuh tidak perlu dijabarkan lagi. Tetapi apa yang membuat pria-pria tersebut bertahan untuk tidak selingkuh? Jawaban dari penelitian tersebut sama dengan diatas yaitu : KOMITMEN.

Hanya komitmen yang kuat mampu menahan gelombang godaan dunia modern pada waktu seorang pria berada jauh dari keluarganya.
Begitu pula sebaliknya, pada kasus wanita yang berselingkuh.

Komitmen adalah sebagian dari cinta dalam definisi seorang psikolog kenamaan bernama Sternberg. Dia menyebutnya sebagai "triangular love" atau segitiga cinta dimana ketiga sudutnya berisi : Intimacy (keintiman), Passion (gairah) dan Commitment (komitmen). Sebuah cinta yang lengkap dalam sebuah rumah tangga selayaknya memiliki ketiga hal diatas.

Intimacy atau keintiman adalah perasaan dekat, enak, nyaman, ada ikatan satu dengan yang lainnya.

Passion atau gairah adalah perasaan romantis, ketertarikan secara fisik dan seksual dan berbagai macam perasaan hangat antar pasangan.

Commitment atau komitmen adalah sebuat keputusan final bahwa seseorang akan mencintai pasangannya dan akan terus memelihara cinta tersebut "until death do us apart".

Itulah segitiga cinta karya Sternberg yang cukup masuk akal untuk dipelihara dalam kehidupan rumah tangga. Bila sebuah relasi kehilangan salah satu atau lebih dari 3 unsur diatas, maka relasi itu tidak dapat dikatakan sebagai cinta yang lengkap dalam konteks hubungan suami dan isteri, melainkan akan menjadi bentuk-bentuk cinta yang berbeda.

Sebagai contoh :

Bila sebuah relasi hanya berisi intimacy dan commitment saja, maka relasi seperti ini biasa disebut sebagai persahabatan.

Bila sebuah relasi hanya bersisi passion dan intimacy saja tanpa commitment, maka ia biasa disebut sebagai kumpul kebo.

Bila sebuah relasi hanya mengandung passion saja tanpa intimacy dan commitment, maka ia biasa disebut sebagai infatuation (tergila-gila) .

Nah, bagaimana bentuk cinta anda... ???
================================================================
Sumber Artikel dari buku

Sudarmono, Dr.(2010). Mutiara Kalbu Sebening Embun Pagi, Idea Press, Yogyakarta. pp. 204-206. ISBN 978-6028-686-402.

Senin, 11 Oktober 2010

Seorang Muslim



 
MY FOTO

Orang Muslim meyakini bahwa kebahagiaannya di dunia dan akhirat sangat ditentukan oleh sejauh mana pembinaan terhadap dirinya, perbaikan, dan penyucian dirinya.
Selain itu, ia meyakini bahwa kecelakaan dirinya sangat ditentukan oleh sejauh mana kerusakan dirinya, pengotorannya, dan kebrengsekannya. Itu semua karena dalil-dalil berikut:
Firman Allah Ta‘ala, “Sesungguhnya beruntunglah orang yang menjiwa itu. Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.” (Asy-Syams: 9-10).
“Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum, demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan. Mereka mempunyai tikar tidur dari api neraka dan di atas mereka ada selimut (api neraka), demikianlah Kami memberi balasan kepada orang orang yang zhalim. Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang shalih, Kami tidak memikulkan kewajiban kepada diri seseorang melainkan sekedar kesanggupannya, mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya.” (Al-A’raaf: 40-42).
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shallih dan nasihat-menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran.” (Al-‘Ashr: 1-3).
Sabda Rasulullah saw., “Semua dan kalian masuk surga, kecuali orang-orang yang tidak mau.” Para sahabat bertanya, “Siapa yang tidak mau masuk surga, wahai Rasulullah?” Rasulullah saw. bersada, “Barangsiapa taat kepadaku, ia masuk surga. Dan barangsiapa bermaksiat kepadaku, ia tidak mau (masuk surga).” (HR Bukhari).
“Semua manusia beramal, dan menjual dirinya memperbaiki dirinya, atau membinasakannya.” (HR Muslim).
Orang Muslim meyakini bahwa sesuatu yang bisa membersihkan dirinya, dan menyucikannya ialah iman yang baik, dan amal shalih. Ia juga meyakini, bahwa sesuatu yang mengotori dirinya, dan merusaknya ialah keburukan kekafiran dan kemaksiatan, berdasarkan dalil-dalil berikut:
Firman Allah Ta‘ala, “Dan dirikanlah shalat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada sebagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.” (Huud: 114).
“Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka.” (Al-Muthaffifin: 14).
Sabda Rasulullah saw., “Sesungguhnya jika seorang Mukmin mengerjakan dosa, maka ada noda hitam di hatinya. Jika ia bertaubat, berhenti (dari dosa tersebut), dan beristighfar, maka hatinya bersih. Jika dosanya bertambah, bertambah pula noda hitamnya, hingga menutupi hatinya.” (HR An-Nasai dan At-Tirmidzi. At-Tirmidzi berkata bahwa hadits ini hasan shahih).
Noda hitam tersebut tidak lain adalah tutupan hati yang disebutkan Allah Ta‘ala dalam surat Al-Muthaffifin di atas.
“Bertakwalah kepada Allah di mana saja engkau berada dan tindaklanjutilah kesalahan dengan kebaikan niscaya kebaikan tersebut menghapus kesalahan tersebut, serta bergaulah dengan manusia dengan akhlak yang baik.” (HR Ahmad, At-Tirmidzi, dan Al-Hakim).
Oleh karena itulah, orang Muslim tidak henti-hentinya membina dirinya, menyucikannya, dan membersihkannya. Sebab, ia orang yang paling layak membinanya, kemudian ia memperbaikinya dengan etika-etika yang membersihkannya, dan membersihkan kotoran-kotorannya. Ia menjauhkan diri dan apa saja yang mengotorinya, dan merusaknya seperti keyakinan-keyakinan yang rusak, ucapan-ucapan yang rusak, dan amal perbuatan yang rusak. Ia melawan dirinya siang malam, mengevaluasinya setiap saat, membawanya kepada perbuatan-perbuatan yang baik, mendorongnya kepada ketaatan, menjauhkannya dari segala keburukan dan kerusakan.
 

PEMUDA




PEMUDA
Pemuda adalah golongan penting untuk membawa Islam kedalam masyarakat manusia. Mereka adalah golongan yang dikatakan sebagai tiang kepada negara. Peranan mereka amat penting dalam proses pembentukan sesebuah negara. Seperti pandangan pemikir-pemikir dan cendikiawan-cendikiawan bahawa untuk melihat keadaan masa depan sesebuah negara itu lihatlah kepada keadaan pemuda-pemudi mereka sekarang.
Pandangan ini membayangkan kepada semua tentang kekuatan sesebuah negara itu bergantung kepada kekuatan pemuda-pemudinya. Jika mereka sentiasa dalam keadaan ingin menguatkan negara mereka, atau berusaha untuk mencari kejayaan dalam hidup mereka di dunia dan akhirat, maka insyaAllah negara itu akan kuat dimasa depan.
Dan sebaliknya iaitu jika golongan ini sentiasa sibuk ataupun disibukkan dengan hiburan dan perkara yang melalaikan pemikiran dan jiwa mereka, tiada berkehendak untuk berfikir tentang masa depan mereka dan mereka hanya tahu berpesta atau berhibur semata-mata maka, kita bakal melihat kemusnahan negara tersebut dimasa depan.
Tetapi untuk membentuk pemuda pemudi seperti yang dikehendaki Islam, ianya bukanlah perkara yang enteng. Mereka hendaklah membina diri dengan lengkap dan sempurna mengikut pandangan Islam. Antara keperluan yang digariskan ialah :
1.Membina kematangan akal :
Dengan memberi perhatian bersungguh kepada ilmu supaya menjadi seorang pemuda yang faham ilmu fardhu ain ,kifayah, dunia, akhirat dan lain-lain. Dengan ilmu juga mereka akan mengenali Allah sebagai pencipta, kenal Islam sebagai agama, yakin dengan perjuangan sebagai jalan untuk menyelamatkan manusia. Dengan ilmu juga mereka dapat memajukan diri, keluarga dan negara menurut Islam. Firman Allah swt :
ٱقۡرَأۡ بِٱسۡمِ رَبِّكَ ٱلَّذِى خَلَقَ
Bacalah dengan nama Rabbmu yang menciptakan (al-Alaq ayat : 1)
2.Membina roh dengan ibadah :
Ibadah merupakan hubungan dengan Allah secara langsung. Samada yang dinamakan rukun wajib seperti sembahyang puasa, ataupun sunat seperti membaca al-Quran, zikir, tahlil dan lain-lain. Dengan kita pada setiap masa memenuhi tuntutan ibadah ini maka kita sebenarnya telah menguatkan roh. Kesan dari roh yang kuat ini maka akan terhasilah ibadah yang ikhlas kerana Allah. Jika badan kita kuat tetapi roh kita lemah maka ini menunjukkan tiada keseimbangan dalam memenuhi tuntutan kedua-duanya.
3.Membina akhlak :
Sifat-sifat yang mulia, kelakuan-kelakuan yang baik sebagai seorang Islam dan mukmin perlu diterap dalam diri pemuda-pemudi Islam. Bukan sahaja kepintaran tetapi juga mesti kepintaran itu disulami dengan akhlak mulia. Dengan akhlak kita akan dapat menawan hati manusia. Berusaha untuk mencontohi akhlak rasulullah kerana rasulullah ada bersabda yang bermaksud “ Sesungguhnya aku dibangkitkan untuk menyempurnakan akhlak.”
4.Membina tubuh badan yang sihat:
Mengambil makanan seimbang adalah penting bagi membina tubuh yang sihat selain dari bersukan. Tubuh badan yang sihat akan menjana akal yang sihat. Tubuh badan yang sihat juga akan membentuk manusia yang cergas, fikiran akan menjadi tajam, ianya juga secara tidak langsung akan dapat memberikan kekuatan fizikal kepada pemiliknya.
5.Membina hubungan dengan masyarakat:
Suka bergaul dengan mereka, mengambil berat tentang mereka, bertanyakan khabar mereka, berkenalan dengan mereka, berkhidmat secara ikhlas kerana Allah tanpa mengira fahaman, mazhab, kedudukan dan batasan. Selari dengan firman Allah Taala :
وَتَعَاوَنُواْ عَلَى ٱلۡبِرِّ وَٱلتَّقۡوَىٰ‌ۖ
“Dan bertolong-tolonganlah kamu dalam perkara taqwa (surah al-Maidah ayat 2 )
Untuk mereka mendapat kejayaan didalam sesuatu bidang, mereka hendaklah memahami perkara asas dahulu. Kalau petani mesti tahu perkara asas tanaman, kalau nelayan mestilah tahu asas tentang ikan dan laut. Begitu jugalah dengan perhubungan dengan masyarakat. Mereka mestilah mengetahui akan perkara asas yang menjadi kesukaan atau kebencian masyarakat kerana dengan cara ini kita dapat mengenali masyarakat secara dekat. Justeru, kita mestilah bergaul dan mengenali mereka dengan lebih dekat lagi agar dakwah kita akan menjadi lebih berkesan.
Inilah ciri-ciri pemuda harapan, yang mampu menyelamatkan Islam, negara dan ummatnya. Oleh kerana jalan perjuangan untuk memartabatkan Islam penuh dengan cabaran dan dugaan, maka mereka yang mampu untuk meredah  melepasi rintangan kepada kejayaan ini hanyalah mereka yang kuat rohani dan jasmaninya.
Hari ini pemuda-pemuda kita ramai yang bersemangat tetapi mereka kehilangan kekuatan. Kelima-lima kekuatan tadi juga mampu membentuk muslim dan mukmin yang terbuka, bertoleransi dan tidak melulu, melampau, ekstrim, taksub membabi buta. Malah kelima-lima kekuatan tadi juga akan dapat melahirkan pemuda yang berpandangan jauh, tidak sempit pemikirannya dan juga boleh diajak berbincang secara ilmiah.
Bayangkan keadaan dimana pemuda muslim yang cuba berdakwah kepada orang ramai tentang Islam mempunyai sifat-sifat seperti tidak cerdik kerana tiada ilmu dan tidak mendalaminya, tidak melakukan ibadat wajib mahupun sunat, berakhlak buruk, tidak bermaya dan tidak bergaul dengan masyarakat. Adakah anda fikir dakwah mereka akan berjaya?
Maka sewajarnyalah bagi semua pemuda Islam untuk melengkapkan diri mereka semua dengan kekuatan-kekuatan ini. Janganlah kerana kejahilan dan kelemahan dalam diri kita, akan menyebabkan usaha untuk mendaulatkan Islam menjadi sia-sia. Dan paling malang apabila orang yang berminat untuk mendalami Islam semakin menjauhi Islam kerana kelemahan kita. Akhirnya Islam pula dipandang buruk kerana kita Waiyyazubillah.
Wallahua’lam

Jumat, 08 Oktober 2010

Etika Bergaul dengan lawan jenis


Bukan dari tulang ubun ia diciptakan sehingga lupa akan pujian, bukan juga dari tulang kaki karena khawatir akan diinjak dan direndahkan. Melainkan ia diciptakan dari tulang rusuk, dekat dengan dada untuk dilindungi dan dekat dengan hati untuk dicintai.
Akhwat beda dengan ikhwan. Dalam menjalankan aktivitas pun sangat berbeda. Tapi hukum syara’ memandang sejajar antara ikhwan dan akhwat. “Dan Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan,” (QS Al Isra ; 70)
Karena saya akhwat, pastinya saya akan membahas aktivitas akhwat batasannya seperti apa saja. Kadang, jika saya melihat dan menilai, secara tidak sengaja telah terjadi pelanggaran hukum syara’. Biasanya, di kalangan akhwat terjadi pelanggaran hukum syara’ dalam konteks ijtima’l atau pergaualan dengan lawan jenis. karena mereka belum memahami aktivitas mana saja yang termasuk hayatul khas dan hayatul ‘aam. Di kalangan ikhwan pun terkadang ada pelanggaran hukum syara’ karena sikap yang kurang tegas dan kurang mengetahui batasan aktivitas akhwat itu seperti apa saja, dalam konteks hubungan demi maslahat masing-masing yang sesuai dengan hukum syara’ dan selanjutnya karena godaan Syetan..
Apa yang akan saya paparkan adalah aktivitas akhwat dalam konteks hubungan interpersonal dengan ikhwan / ijtima’I:
1.Hayatul ‘Aam
Hayatul ‘aam atau kehidupan umum bagi akhwat adalah seputar kehidupan yang menyangkut perkara pendidikan, mu’amalah, kesehatan. Hayatul ‘aam, bagi akhwat, maknanya bahwa ia boleh bercerita tentang ketiga perkara tadi, selebihnya tidak boleh karena sudah menyangkut hayatul khas..
Bagi ikhwan manapun hanya cukup untuk mengetahui ”hayatul ’aam” kehidupan umum-nya saja, seperti contoh diatas ; pendidikan, tempat tinggal, hobi, aktivitas di lembaga dll. Sedangkan hayatul khas, sudah sangat privasi sekali yang menyangkut kehidupan pribadi (keadaan keluarga, keadaan dirinya) di luar itu konteksnya sudah hayatul khas.
Tapi berinteraksi dengan ikhwan dalam konteks mendiskusikan ilmu, menurut saya ini dibolehkan, tapi, ada beberapa hal kita sendiri bisa menjaminnya sesuai dengan perkataan Rasulullah Saw, “Jika kalian tidak memiliki rasa malu maka bertindaklah sesuka kalian.”
Yang dimaksud hal-hal yang kita harus bisa menjaminnya adalah kemungkinan timbulnya fitnah. Mungkin kita bisa berdalih dengan mengatakan “Saya dengan dia cuma teman, hanya sebatas sharing ilmu.” Tapi saya berpendapat sebaiknya dicari “aman” nya saja, karena fitnah itu diibaratkan mencemarkan dan menjatuhkan kehormatan seorang akhwat dan manjaga ’iffah / kehormatan itu wajib hukumnya.
Mubah hukumnya untuk berinteraksi dengan ikhwan dalam masalah ilmu, kareka khawatir seorang akhwat akan menceritakan sesuatu yang masuk dalam wilayah khas, sehingga yang mubah menjerumuskan ke haram.
Bagaimana dengan diskusi di forum internet atau milis? Menurut saya, dalam wilayah ini sifatnya lebih ‘aam karena diketahui banyak orang pembahasannya pun seputar perkara yang dibolehkan. Dalam hal ini saya ingin mengutip perkataan Abu Bakar, “Berhati-hatilah dalam bertindak karena dari hati-hati tadi memberikan manfaat bagimu.”
2.Hayatul khas
Hayatul khas atau kehidupan khusus adalah perkara seputar pribadi dan ini hanya boleh di ketahui oleh keluarga ‘mahram’ dan sesama kaum perempuan dalam lingkungan kita. Contohnya, menceritakan keadaan dirinya dan keluarganya, target hidup, target dakwah dll. secara detil, kecuali seorang akhwat sudah dikhitbah.
Seorang ikhwan yang faham akan apa arti kehormatan bagi seorang akhwat pasti maklum atas sikap tegasn seorang akhwat dan tidak dimaknai sebagai sikap jaim (jaga image) atau jutek, terlalu saklek atau apalah namanya. Tegas bukan berarti memaksa agar pandangannya di terima atau egois tapi demi menjaga kehormatan.
Intinya, dalam hal ini sangat dibutuhkan ketegasan dari masing-masing pihak, baik maupun akhwat untuk menjaga ‘iffahnya masing-masing. Rasulullah Saw bersabda, “Sesungguhnya perkara halal itu jelas, dan perkara haram itu jelas; serta di antara keduanya terdapat perkara mutasyabihat yang kebanyakan orang tidak mengetahuinya. Barangsiapa yang menjauhi syubhat, sungguh ia telah terbebas dari dosa, dalam agama dan kehormatannya. sebaliknya, siapa yang terjerumus pada perkara syubhat berarti ia telah terjerumus dalam perkara haram,” (HR. Imam Bukhari, Muslim dan ashabun Sunan)

Semangat

Mungkin aku tak tahu apa harapanku
tapi aku tahu lilin harapanku akan terus menyala
maka aku akan terus menjalani jati diriku
hingga malam telah binasa

Akan aku jaga diri ini dari kehinaan dunia fana
dan tetap niat untuk Akhiratku
Agar aku bisa berkumpul dengan keluargaku
Di Alam keindahan nan abadi disana


Ya Rohman Ya Rokhim
Syukur ini hamba sampikan hanya UntukMU
Lindungi nafasku dalam keridhoanMU
Sampaikan Sholawat salam pada junjunganku
Nabi Muhammad SAW.


Walhamdulillahhirobil'alamin

Minggu, 15 Agustus 2010

Diantara mereka, ada anak muda tak jelita pujaannya
walau tak jelita, ia seolah paling menawan didunia
ia banggakan pujaannya penuh rasa bangga
ia berhak memilih siapa saja yang harus ia puja

Baginya sang pujaan tetap yang paling jelita
tak ia pedulikan gadis lain yang lebih jelita darinya
kekurangan yang ada padanya seakan tiada
dialah gadis purna diatas segala-galanya,

Minggu, 08 Agustus 2010

Anak Bangsa


Aku anak merdeka
Bangkit dari persada luka
Berdiri megah di pentas wira
Inginku tebus maruah bangsa
Aku anak merdeka
Terjaga dari ranjang kecewa
Berpaksi gagah di panggung perkasa
Ingin ku bela nasib bangsa
Aku anak merdeka
Harapan nusa dan bangsa
Akan kutentang petualang negara
Yang tegar membuat angkara
Aku anak merdeka
Di hati semangat waja
Di dada penuh satria
Ini Tuah akan membela
Untuk kubalut luka lama

Minggu, 04 Juli 2010

PerTaubat-an

Penyesalan…
Kesedihan…
Duhai jiwa yang terdampar
Di pulau asing dan terjerumus di jurang kemaksiatan
Berdiri dan tataplah langit
Tengoklah ke sebelah kanan dan kirimu
Apakah yang belum engkau raih
Bukankah selama ini engkau telah mengenyam berjuta-juta nikmat
Oksigen gratis
Cahaya dan panas matahari cuma-cuma
Air yang terus memancar dari dalam perut bumi
Tanpa perlu kau tukar dengan uang sepeser pun juga
Duduklah dan renungkan
Apa yang selama ini kamu lakukan
Beramal dengan ikhlas ataukah hanya sekedar mencari pujian
Pujian dari manusia dan ketenaran di tengah-tengah mereka
Apakah engkau pernah menghitung
Berapa kali engkau terjatuh dalam maksiat
Secara sadar maupun yang kau anggap perkara
biasa dan sepele, toh banyak orang yang juga melakukannya
Maha suci Allah!!!
Al Quran ada di atas mejamu
Buku-buku agama bertumpuk di sekelilingmu
Alunan suara para qari’ senantiasa terdengar di kanan dan kirimu
Masihkah engkau tak bergeming
Dengan noda-noda hitam di dalam lubuk hatimu
Ranjau-ranjau maksiat itu akan segera membinasakanmu
Sadarilah, apa lagi yang kau tunggu
Apakah kau menunggu malaikat maut
Menjemput dan memaksamu
Ataukah kau telah merasa surga layak untuk
Seorang pecandu maksiat sepertimu
Saudaraku, singsingkan lengan bajumu
Tataplah masa depan
Berharaplah kepada kemurahan Ar Rahman
Marilah kita kembali tunduk kepada-Nya
Mumpung pintu taubat masih terbuka dan memanggil-manggil
Kita yang penuh salah dan dosa
Rasulullah saja, makhluk termulia
Dalam sehari beristighfar 100 kali kepada-Nya
Lalu siapakah kita
Apabila dibandingkan dengan seorang manusia
Paling mulia di atas jagad raya
Seperti beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam
Akankah taubat itu kita tunda-tunda
Jangan, sebab semakin kau tunda
Maka penyesalan itu akan berubah menjadi bencana
Siksaan berlipat ganda di dalam neraka
Sampai si durhaka berkata
Duhai, seandainya aku dulu hanya
menjadi sebongkah tanah saja

Minggu, 20 Juni 2010

Ketentuan



Andai hati ini boleh dilihat
Pasti ramai yang tidak sanggup melihat deritanya
Sarat dengan sengsara

Namun..
Terlindung disilau redha

Andai hati ini boleh berbicara
Pasti ia akan lontarkan cerita yang paling sedih
Bayangan suramnya jiwa

Namun..
Tersorok di tabir qonaah
Andai hati ini boleh berlagu
Pasti ia akan mengalunkan irama yang paling sendu
Luahan luhur dalam diri yang luluh

Namun..
Tersekat di tembok sabar
Andai hati ini boleh dilukis
Pasti ramai yang menitiskan air mata
Menyaksikan kesakitannya

Namun..
Terpasak di tunjang pasrah

Ya Robbi
Kami bukan para Anbiya
Yang imannya terus menebal
Kami juga bukan para Malaikat
Yang imannya tetap tak berganjak

Kami hamba-Mu yang dhaif
Yang imannya kadang-kala luas dan adakalanya sempit

Ya Rahman

Andai ini yang kau inginkan
Sebagai suratan perjalanan
Anugerahkan kami kejituan iman
Bentengi dengan kekuatan

Saluti diri dengan keikhlas Ya Rahim
Andai ini yang ditakdir
Pasrah terima ketentuan…

Minggu, 13 Juni 2010

cinta_MU



Sendiri di satu pagi memandang cerahnya hari dengan udara yang sejuk. Membuatku selalu berfikir, mengapa seindah ini dunia yang Engkkau ciptakan bagi kami. Membuatku selalu bertanya, apa yang Engkau harapkan ketika mencipta aku  dan semua keindahan ini. Satu hal yang sangat tidak kupahami tetapi menjadikanku dengan tulusnya menyatakan bahwa ternyata Engkau sangat mencintaiku.¨Suatu hal yang indah yang telah kuperoleh dari Mu. Tetapi apa balasku, aku bahkan lalai dengan apa yang Engkau tugaskan padaku. Lalai saja tidak cukup, bahkan aku melakukan hal hal yang Engkau larang melalui kitab dan rasul Mu. Sungguh apa yang bisa kukatakan mengenai semua ini, semua menjadi sebuah tuak yang menghinakan aku.¨Aku ingin hidup seribu tahun lamanya agar aku bisa memperbaiki semua kelakuanku selama ini. Tetapi apakah itu bisa menjamin bahwa diriku tidak akan kembali melakukan hal yang sama untuk kedua kalinya, untuk ketiga kalinya atau bahkan untuk kesekian kalinya. Sama sekali tidak menjamin, karena aku hanyalah seorang manusia tempatnya dosa dan kesalahan.¨Malu sekali diriku ketika melakukan kesalahan, kemudian bersimpuh di malam Mu tetapi keesokan harinya aku melakukan kesalahan yang sama. Teramat sangat malu diriku untuk kembali meminta maaf Mu, sehingga diriku menjadi salah satu manusia yang tergolong munafik. Aku selalu bilang aku sudah melakukan apa yang Engkau perintahkan tetapi aku sendiri tak tahu apa itu kulakukan karena cintaku kepada Mu atau hanya kulakukan sebagai kewajibanku saja. Sungguh hinanya diriku ya Rabb.¨Ya Rabb berilah aku sedikit kekuatan untuk menangkal godaan makhluk Mu yang selalu mengajakku ke dalam kebathilan. Bantulah aku agar bisa bersanding dengan umat umat Rasul Mu di surga yang telah Engkau sediakan untuk beliau. Tambahkanlah rasa cinta ku kepada Mu ya Rabb agar aku dapat selalu melakukan apa pun yang Engkau perintahkan kepadaku. Agar aku senantiasa beribadah karena kecintaanku kepada Mu

cinta_MU



Sendiri di satu pagi memandang cerahnya hari dengan udara yang sejuk. Membuatku selalu berfikir, mengapa seindah ini dunia yang Engkkau ciptakan bagi kami. Membuatku selalu bertanya, apa yang Engkau harapkan ketika mencipta aku  dan semua keindahan ini. Satu hal yang sangat tidak kupahami tetapi menjadikanku dengan tulusnya menyatakan bahwa ternyata Engkau sangat mencintaiku.¨Suatu hal yang indah yang telah kuperoleh dari Mu. Tetapi apa balasku, aku bahkan lalai dengan apa yang Engkau tugaskan padaku. Lalai saja tidak cukup, bahkan aku melakukan hal hal yang Engkau larang melalui kitab dan rasul Mu. Sungguh apa yang bisa kukatakan mengenai semua ini, semua menjadi sebuah tuak yang menghinakan aku.¨Aku ingin hidup seribu tahun lamanya agar aku bisa memperbaiki semua kelakuanku selama ini. Tetapi apakah itu bisa menjamin bahwa diriku tidak akan kembali melakukan hal yang sama untuk kedua kalinya, untuk ketiga kalinya atau bahkan untuk kesekian kalinya. Sama sekali tidak menjamin, karena aku hanyalah seorang manusia tempatnya dosa dan kesalahan.¨Malu sekali diriku ketika melakukan kesalahan, kemudian bersimpuh di malam Mu tetapi keesokan harinya aku melakukan kesalahan yang sama. Teramat sangat malu diriku untuk kembali meminta maaf Mu, sehingga diriku menjadi salah satu manusia yang tergolong munafik. Aku selalu bilang aku sudah melakukan apa yang Engkau perintahkan tetapi aku sendiri tak tahu apa itu kulakukan karena cintaku kepada Mu atau hanya kulakukan sebagai kewajibanku saja. Sungguh hinanya diriku ya Rabb.¨Ya Rabb berilah aku sedikit kekuatan untuk menangkal godaan makhluk Mu yang selalu mengajakku ke dalam kebathilan. Bantulah aku agar bisa bersanding dengan umat umat Rasul Mu di surga yang telah Engkau sediakan untuk beliau. Tambahkanlah rasa cinta ku kepada Mu ya Rabb agar aku dapat selalu melakukan apa pun yang Engkau perintahkan kepadaku. Agar aku senantiasa beribadah karena kecintaanku kepada Mu

Renungan



¨Aku menatap langit sore yang diselimuti awan putih. Terlihat beberapa ekor burung yang tengah menikmati hidupnya berkeliling melawan derasnya angin. Kurasakan kebebasan yang menyelimuti burung-burung itu kemudian terlintas tanya dalam benakku.¨Hai burung-burung mungil, bagaimanakah kehidupanmu di atas sana? Apa saja yang kau lakukan sepanjang hidupmu? Dan bagaimanakah caramu berterimakasih kepada Tuhanmu yang telah memberikan kebebasan pada hidupmu?¨Sebuah tanya tanpa jawab yang kuperoleh seiring dengan berlalunya burung-burung itu.¨

Pandanganku kemudian beralih pada orang-orang yang berlalu lalang dari arah kanan dan kiriku. Seakan membawa pikiranku kepada dua malaikat yang selalu menyertaiku di samping kanan dan kiriku. Pikiranku menerawang jauh pada hidup yang selama ini kujalani. Muncul pertanyaan dalam hatiku ketika teringat pada makhluk Allah SWT yang selalu berada di samping kiriku.¨œWahai malaikat yang senantiasa mencatat segala amal buruk perbuatanku, apakah engkau telah lelah menulis karena terlalu banyak dosa dan kesalahan yang kuperbuat selama ini? Apakah lembaran-lemabaran dosa ini sudah teramat penuh sehingga engkau memerlukan berpuluh-puluh, beratus-ratus bahkan berjuta-juta lembar lagi untuk menuliskan dosa-dosaku?�¨Air mataku jatuh bagaikan air sungai deras menerpa pipiku mengingat banyak sekali dosa dan kesalahan yang telah kuperbuat.¨Ketika aku menolehkan pandanganku ke arah kanan, tangisku seakan tak terhindarkan dari ingatan hidupku yang memunculkan tanya pada malaikat yang selalu berada di samping kananku.¨œWahai malaikat yang selalu mencatat amal perbuatan baikku. Apakah pena yang kau gunakan untuk menulis sekarang telah menjadi macet karena jarang sekali kau gunakan dalam menulis amal perbuatan baikku? Apakah lembaran-lembaran kebaikanku ini masih berupa halaman kosong yang belum tersentuh penamu karena jarang sekali aku melakukan kebaikan selama hidupku?�¨Aku hanya bisa terdiam dalam tangis panjang. Aku sangat berharap tangisku akan memberikanku kekuatan untuk senantiasa meninggalkan dosa-dosa yang kuperbuat serta menyadarkanku untuk selalu menambah amal ibadahku kepada Allah SWT.¨Aku berlari, berlari jauh menuju sebuah tempat persembunyian, sebuah tempat yang hanya ada aku dan Tuhanku. Kubenamkan diriku dalam sujud-sujud panjangku kepada-Nya. Seraya mengucapkan permohonan tulus dari hati seorang manusia yang merasa sangat kecil dimata Tuhannya.¨œYa Allah SWT¦ Aku tahu dan aku sangat paham bahwa hidup dan matiku itu semua terjadi atas kehendak-Mu. Namum mengapa aku selalu saja melupakan hal tersebut? Mengapa aku selalu saja menomor duakan diri-Mu dari kehidupanku di dunia yang tidak kekal ini? Maafkan aku Ya Allah karena aku selalu tergoda pada nikmat dunia yang hanya sementara Kau titipkan kepadaku. Kembalikanlah aku Ya Allah, kembalikan aku pada jalan-Mu, pada jalan yang membawaku pada surga-Mu yang indah¦�¨œYa Allah SWT¦ Aku tahu bahwa Engkau telah dengan ikhlas mengabulkan setiap doa yang kupanjatkan dimanapun aku menginginkannya. Tetapi mengapa aku selalu lupa untuk sekedar mengucapkan rasa terimakasihku kepada-Mu? Maafkan aku Ya Allah, maafkan aku karena terlalu angkuh untuk menyadari semua kebesaran-Mu. Berikan aku hidayah-Mu agar aku dapat senantiasa selalu bersyukur atas semua nikmat yang Engkau berikan selama ini¦�¨Dengan mata yang penuh dengan genangan air mata, kututup renunganku dengan sebuah ucapan Amin Yaa Rabbal ˜Alamin¨

Renungan



¨Aku menatap langit sore yang diselimuti awan putih. Terlihat beberapa ekor burung yang tengah menikmati hidupnya berkeliling melawan derasnya angin. Kurasakan kebebasan yang menyelimuti burung-burung itu kemudian terlintas tanya dalam benakku.¨Hai burung-burung mungil, bagaimanakah kehidupanmu di atas sana? Apa saja yang kau lakukan sepanjang hidupmu? Dan bagaimanakah caramu berterimakasih kepada Tuhanmu yang telah memberikan kebebasan pada hidupmu?¨Sebuah tanya tanpa jawab yang kuperoleh seiring dengan berlalunya burung-burung itu.¨

Pandanganku kemudian beralih pada orang-orang yang berlalu lalang dari arah kanan dan kiriku. Seakan membawa pikiranku kepada dua malaikat yang selalu menyertaiku di samping kanan dan kiriku. Pikiranku menerawang jauh pada hidup yang selama ini kujalani. Muncul pertanyaan dalam hatiku ketika teringat pada makhluk Allah SWT yang selalu berada di samping kiriku.¨œWahai malaikat yang senantiasa mencatat segala amal buruk perbuatanku, apakah engkau telah lelah menulis karena terlalu banyak dosa dan kesalahan yang kuperbuat selama ini? Apakah lembaran-lemabaran dosa ini sudah teramat penuh sehingga engkau memerlukan berpuluh-puluh, beratus-ratus bahkan berjuta-juta lembar lagi untuk menuliskan dosa-dosaku?�¨Air mataku jatuh bagaikan air sungai deras menerpa pipiku mengingat banyak sekali dosa dan kesalahan yang telah kuperbuat.¨Ketika aku menolehkan pandanganku ke arah kanan, tangisku seakan tak terhindarkan dari ingatan hidupku yang memunculkan tanya pada malaikat yang selalu berada di samping kananku.¨œWahai malaikat yang selalu mencatat amal perbuatan baikku. Apakah pena yang kau gunakan untuk menulis sekarang telah menjadi macet karena jarang sekali kau gunakan dalam menulis amal perbuatan baikku? Apakah lembaran-lembaran kebaikanku ini masih berupa halaman kosong yang belum tersentuh penamu karena jarang sekali aku melakukan kebaikan selama hidupku?�¨Aku hanya bisa terdiam dalam tangis panjang. Aku sangat berharap tangisku akan memberikanku kekuatan untuk senantiasa meninggalkan dosa-dosa yang kuperbuat serta menyadarkanku untuk selalu menambah amal ibadahku kepada Allah SWT.¨Aku berlari, berlari jauh menuju sebuah tempat persembunyian, sebuah tempat yang hanya ada aku dan Tuhanku. Kubenamkan diriku dalam sujud-sujud panjangku kepada-Nya. Seraya mengucapkan permohonan tulus dari hati seorang manusia yang merasa sangat kecil dimata Tuhannya.¨œYa Allah SWT¦ Aku tahu dan aku sangat paham bahwa hidup dan matiku itu semua terjadi atas kehendak-Mu. Namum mengapa aku selalu saja melupakan hal tersebut? Mengapa aku selalu saja menomor duakan diri-Mu dari kehidupanku di dunia yang tidak kekal ini? Maafkan aku Ya Allah karena aku selalu tergoda pada nikmat dunia yang hanya sementara Kau titipkan kepadaku. Kembalikanlah aku Ya Allah, kembalikan aku pada jalan-Mu, pada jalan yang membawaku pada surga-Mu yang indah¦�¨œYa Allah SWT¦ Aku tahu bahwa Engkau telah dengan ikhlas mengabulkan setiap doa yang kupanjatkan dimanapun aku menginginkannya. Tetapi mengapa aku selalu lupa untuk sekedar mengucapkan rasa terimakasihku kepada-Mu? Maafkan aku Ya Allah, maafkan aku karena terlalu angkuh untuk menyadari semua kebesaran-Mu. Berikan aku hidayah-Mu agar aku dapat senantiasa selalu bersyukur atas semua nikmat yang Engkau berikan selama ini¦�¨Dengan mata yang penuh dengan genangan air mata, kututup renunganku dengan sebuah ucapan Amin Yaa Rabbal ˜Alamin¨