Sabtu, 17 April 2010

Masa depanku


Menerawang melepas penat
Menyeruak, melawan arus
Capai di badan,
Ditinggal sudah
 
Mengikuti iramanya waktu
Mengantar diri dalam sebuah keadaan
Membahana dalam lingkup kehidupan
Menemukan arti dari sebuah jiwa ini
 
Kosong...
Menadah dalam gelap malam
Berteriak, melepas sepi
Berontak, melawan daya
 
Mencoba kembali melawan arus
Begitu sulit
Laksana menjamah sebuah bintang malam
Sia-sia...
 
Ataukah mengikuti alur ini?
Meski hati tak lagi sejalan
Mimpi ada disana
Dan bukan disini...
 
Bersama malam ini,
Aku menatap lorong masa depan
Dibalik cahaya bulan
Dibalik gelapnya malam...

Selasa, 13 April 2010


Hidup dan Kehidupan…
Itulah yg harus kita hadapi di Dunia ini
Teruslah merasa Hidup
Agar kamu merasakan arti Kehidupan sesungguhnya
Hidup selalu naik turun
Irama itu bagaikan alunan musik yg apabila kita nikmati
Maka akan indahlah Kehidupan yang akan kita hadapi
Begitu banyak pelajaran Hidup yg bisa kita pelajari dari sekeliling kita
Karena Kehidupan tidak akan berhenti dan terus berjalan tanpa menunggu waktu
Kecuali ajal yang memisahkan kita dari Kehidupan dunia ini..
Nikmatilah hidupmu seakan kau akan hidup selamanya
Dan Beribadahlah sebanyak-banyaknya untuk tabunganmu seakan-akan kau akan mati besok




Senin, 12 April 2010

Jangan menunggu KESEDIHAN untuk dapat menyenangkan orang lain,

Jangan menunggu DILUPAKAN untuk menghargai jasa atau peringatan orang yang menyayangi kita,

Jangan menunggu DIBUTUHKAN untuk meringankan beban orang lain,

Jangan menunggu KEMATIAN untuk selalu ingat mati,

Jangan menunggu DIPUTUSKAN untuk memperkuat silaturahhim,

Jangan menunggu SAKIT untuk menghargai nikmatnya kesehatan,

Jangan mengunggu BANGKRUT untuk selalu berbekal,

Jangan menunggu MISKIN untuk menghargai diri sendiri,

Dan Jangan MENUNGGU karena kita tidak tahu sampai kapan kita diberi kesempatan,

Serta Jangan MENUNGGU sebab kita tidak tahu kapan kita diwafatkan,

MY FOTO
MY FEELING
MY PUISI
MY DOA HARIAN

Sabtu, 10 April 2010

KEMBALI

Pernahkah kita bertanya pada diri sendiri, kenapa kita perlu bertaubat? Apa reaksinya? Apakah kita merasa perlu bertaubat sesekali, atau melakukannya terus menerus? Mungkin, ada orang yang menganggap tidak perlu bertaubat terus menerus. Ada juga yang justru merasa sangat perlu melakukan-nya. Bahkan jika mungkin, ingin melakukan-nya setiap saat.

Bagi yang merasa tidak perlu mengulang-ulang taubat, alasannya, pasti karena mereka merasa tidak ada kesalahan yang menjadikan-nya perlu senantiasa memperbarui taubat. Tapi bagi yang merasa sangat mementingkan taubat, itu dilandasi kesadaran sebagai manusia mereka tidak terlepas dari kekhilafan. Apalagi kesalahan kepada Allah Maha Pencipta.
Bila kita melakukan kesalahan terhadap seseorang, cara terbaik untuk menyelesaikannya, adalah dengan meminta maaf. Meminta maaf, awalnya memang sangat berat. Sebabnya adalah rasa malu, segan dan sebagainya. Tapi apabila dilakukan, ternyata itu lebih bermanfaat. Pikiran menjadi lebih tenang, dan jiwa menjadi tentram. Suasana hati pun otomatis menjadi damai. Itu pasti. Sebaliknya, andai kita menunda permintaan maaf kepada orang tersebut, hati kita akan penuh dengan perasaan galau, gelisah.

Jika terhadap sesama manusia kita sanggup meminta maaf, hatta atas kekhilafan yang kecil, apalagi kesalahan yang terkait dengan Allah SWT. Harusnya, kita lebih segera lagi meminta ampun. Karena sebenarnya, tak ada manusia yang tak bersalah, bahkan siapapun manusia sangat banyak memiliki kesalahan dan kekurangan di hadapan Allah.
Hanya Rasulullah yang bersifat ma’sum, terlepas dari kesalahan dan dosa. Itupun, setiap Nabi dan Rasul yang diutus Allah ke muka bumi, senantiasa bertaubat dan memohon ampun kepada Allah.
Apapun anggapan orang, sebenarnya manusia sangat banyak melakukan kesalahan dan dosa. Ada ulama yang mengatakan, bahwa manusia itu, kedipan matanya saja sudah dapat mengandung dosa. Dosa mata dengan penglihatan, dosa telinga dengan pendengaran, dosa tangan dengan perbuatan, dosa kaki dengan langkah dan gerakan, dosa hati dengan niat dan maksud, dosa lidah dengan tutur kata, dan sebagainya.
Ada orang yang menganggap melakukan dosa kecil itu merupakan kesalahan sepele dan karenanya tidak akan berdampak apa-apa. Padahal, justru orang yang menganggap kesalahan yang dilakukan sebagai dosa kecil, sebenarnya sangat mungkin ia telah memiliki dosa yang besar. Dosa kecil, ibarat debu beterbangan yang melekat pada kain. Jika dibiarkan terus menerus, kain itu pun akan menjadi kotor juga. lllustrasi seperti itu yang digambarkan oleh Rasulullah SAW. “Sesungguhnya iman itu muncul dalam hati bagaikan sinar putih. Kemudian dosa muncul pada hati seperti titik-titik hitam. Lalu merebak sampai seluruh hati menjadi hitam legam.”